Jumat 10 Jul 2020 19:56 WIB

Generasi Milenial Kian Banyak Terdiagnosis Diabetes

Penyakit diabetes mulai banyak diderita milenial di bawah usia 40 tahun.

Penyakit diabetes mulai banyak diderita milenial di bawah usia 40 tahun (Foto: ilustrasi diabetes)
Foto: Blue Diamond Gallery
Penyakit diabetes mulai banyak diderita milenial di bawah usia 40 tahun (Foto: ilustrasi diabetes)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak anggapan bahwa diabetes mellitus adalah penyakit yang hanya menyerang orang tua. Namun faktanya, diabetes adalah penyakit yang menyerang segala usia, dan banyak dijumpai pada generasi milenial.

Menurut dr Rudy Kurniawan, SpPD, pendiri Komunitas Sobat Diabet, generasi milenial yang berusia di bawah 40 tahun menderita diabetes. Jurnal Endocrinology and Metabolism menyatakan bahwa usia seseorang terdiagnosis diabetes diketahui lebih muda pada orang Asia, dibandingkan dengan orang Amerika dan Eropa.

Baca Juga

"Terdapat penelitian di Asia yang menunjukkan bahwa satu dari lima penderita diabetes yang dipelajari ternyata terdiagnosis terkena diabetes pada usia di bawah 40 tahun. Bahkan, berdasarkan data yang ada, diabetes di usia muda cenderung lebih berbahaya dengan risiko komplikasi yang lebih besar," ujar Rudy dalam bincang-bincang daring Tropicana Slim, Jumat (10/7).

Komplikasi umum yang terjadi pada penderita diabetes berusia muda adalah kerusakan pada ginjal dan penyakit jantung. Tidak sedikit juga yang akhirnya berujung pada kematian di usia muda.

Rudy menerangkan bahwa diabetes tidak hanya menyerang orang yang memiliki gen atau keturunan penyakit tersebut saja. Saat ini, penyebab diabetes yang paling utama menimpa anak muda karena gaya hidupnya.

"Ini terpengaruh dari gaya hidup. Generasi muda gampang banget makan fastfood, konsumsi gulanya juga menyebabkan risiko terkena diabetesnya jauh lebih tinggi," jelas Rudy.

Beberapa gejala umum diabetes dapat diketahui dengan mudah seperti gampang lapar, sering buang air kecil, terutama di malam hari, dan selalu merasa haus. Namun ada juga pasien yang tidak menunjukkan gejala dan langsung terkena komplikasi.

"Sekarang banyak yang enggak bergejala, kita harus berhati-hati pada kelompok pre-diabetes atau orang yang belum diabetes tapi menuju ke sana. Cara paling mudah untuk mengetahui diabetes atau tidak adalah dengan rutin melakukan cek gula darah," ujar Rudy.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement