Kamis 01 May 2025 12:10 WIB

Diabetes Tipe 1 pada Anak, Diturunkan dari Orang Tua atau Kena ‘Senggol’ Lingkungan?

Diabetes melitus tipe 1 penting dideteksi karena bersifat akut.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Diabetes (ilustrasi). Diabetes melitus (DM) tipe 1 yang dialami pada anak dipengaruhi faktor genetik yang berisiko hingga dipicu oleh faktor lingkungan.
Foto: www.freepik.com
Diabetes (ilustrasi). Diabetes melitus (DM) tipe 1 yang dialami pada anak dipengaruhi faktor genetik yang berisiko hingga dipicu oleh faktor lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes melitus (DM) tipe 1 pada anak merupakan kondisi autoimun kronis yang ditandai dengan ketidakmampuan pankreas memproduksi insulin yang cukup. Meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, para ahli sepakat bahwa perkembangan DM tipe 1 pada anak dipengaruhi oleh interaksi kompleks antara faktor genetik dan lingkungan.

"Patogenesisnya jadi ada proses kerentanan genetik ada gen yang berperan ini, kalau terpicu faktor lingkungan itu baru manifest, jadi proses autoimun," kata Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi IDAI, DR Dr Nur Rochmah, beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Ia menjelaskan meskipun DM tipe 1 pada anak dikaitkan dengan faktor genetik hanya sekitar 20 persen menyumbangkan faktor risiko, namun pada beberapa kondisi DM tipe 1 itu dipicu karena proses autoimun, di mana itu sudah terjadi beberapa tahun sebelumnya. "Jadi ada faktor genetik berdisposisi ketemu faktor lingkungan dan ini bisa kekurangan vitamin D, bisa infeksi sebelumnya, kemudian selama bertahun-tahun ya terjadi destruksi dan ketika pasien datang ke kita dengan gejala itu sudah tinggal 10 persen insulin secara teorinya," ujarnya.

Ia menjelaskan pada DM tipe 1, di mana onset atau awal munculnya lebih mudah terjadi pada 6 bulan sampai dengan remaja. DM tipe 1 itu terjadi destruksi, kerusakan pada pabriknya insulin yaitu sel beta pankreas. Dia mengatakan faktor risiko dari genetik yang bisa menjadi pemicu DM tipe 1 pada anak bisa dilakukan upaya pencegahan salah satunya dengan pemberian vitamin D.

"Faktor risiko dari genetik menjadi manifest itu hanya sekitar 20 persen, jadi bagaimana supaya tetap silent ya, kita bisa memberikan pola hidup yang baik, terus ada peran vitamin D juga di situ untuk primary prevention ya, lifestyle yang sehat," ujarnya.

Konsultan endokrin anak dari RSUD Wangaya Denpasar, Dr dr I Wayan Bikin Suryawan juga menyampaikan pentingnya deteksi karena DM tipe 1 itu bersifat akut, di mana kondisi insulin tinggal 10 persen baru terlihat gejalanya. Menurutnya, kasus-kasus DM tipe 1 itu sering seperti kasus paru-paru, di mana pasien datang sesak. Sehingga, ia menyarankan untuk memeriksa gula darah apabila mengalami gejala. Ketika terdiagnosis, orang tua juga teredukasi bagaimana cara menyuntik maupun memeriksa gula darah.

"Jadi setiap ada pasien sesak, sakit perut atau muntah-muntah, pokoknya pasien yang gawat jangan lupa kalau menurut saya periksa gula darah, kalau DM akan ketemu gula darahnya akan tinggi sehingga kita akan memberikan insulin. Kalau tidak memeriksa gula darah dikasih obat apapun dia akan lewat. Makanya yang paling penting itu adalah penemuan kasusnya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement