REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lonjakan stres selama masa pembatasan fisik dan pandemi Covid-19 amat berpotensi membuat seseorang mengalami kesulitan tidur. Keterkaitan itu juga telah diulas dalam forum daring Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard.
Pembicara utama forum, Don Posner, menyarankan sejumlah tips untuk mengatasinya. Presiden Sleepwell Consultants itu menganjurkan berjalan kaki ringan tiap hari, serta menghindari paparan cahaya biru dari gawai dan tidak minum kafein menjelang waktu tidur.
Studi rilisan 2016 oleh Marie-Pierre St-Onge pun mengungkap bahwa orang yang kurang tidur cenderung memilih makanan tinggi lemak dan karbohidrat keesokan harinya. Sayangnya, opsi itu bisa menyebabkan seseorang terjaga di malam hari sehingga kelelelahan akan berulang.
Salah satu cara untuk melawan siklus itu adalah mengoptimalkan jadwal makan. Dokter yang bertugas di sistem kesehatan BronxCare, Youlan Tang, merekomendasikan untuk memberi waktu pada tubuh agar terbiasa dengan jam pencernaan.
Prinsip yang dia tawarkan serupa dengan puasa intermiten, yakni tidak makan selama jangka waktu tertentu. Pada artikelnya yang terbit di Wall Street Journal itu, Tang juga menganjurkan menutup hari dengan makan malam ringan.
Apa yang sebaiknya dimakan di malam hari? Pakar kesehatan Ben Greenfield menjabarkannya dalam buku terbaru Boundless: Upgrade Your Brain, Optimize Your Body & Defy Aging. Dua di antara makanan yang dia rekomendasikan adalah buah ceri dan buah kiwi.
Kiwi mengandung hormon serotonin yang meningkatkan mood serta membantu produksi melatonin regulator siklus tidur. Begitu pula buah ceri yang mengandung kadar fotokimia yang tinggi, dan dapat secara langsung meningkatkan kadar melatonin.
Pada penelitian terbitan 2011, orang dewasa diminta mengonsumsi dua potong buah kiwi satu jam sebelum tidur, selama sebulan penuh. Secara keseluruhan, jumlah waktu tidur meningkat 13,4 persen dan skor terjaga di tengah waktu tidur turun 28,9 persen.
Sementara, manfaat ceri tertuang dalam studi 2012 silam. Para partisipan yang minum jus ceri menjelang waktu tidur tercatat memiliki jam tidur lebih panjang dan efisien, dikutip dari laman Inside Hook, Rabu (22/4).
Ikuti Whatsapp Channel Republika
