Selasa 14 Jan 2020 12:37 WIB

Riset: Rutin Minum Teh Turunkan Risiko Sejumlah Penyakit

Sebuah riset terbaru di Cina menemukan fakta baru terkait mengonsumsi teh.

Rep: Febryan A/ Red: Nora Azizah
Sebuah riset terbaru di Cina menemukan bahwa orang yang mengonsumsi teh secara rutin memiliki risiko penyakit lebih rendah dibanding mereka yang tidak meminum teh secara rutin (Ilustrasi Teh Hangat)
Foto: Pixabay
Sebuah riset terbaru di Cina menemukan bahwa orang yang mengonsumsi teh secara rutin memiliki risiko penyakit lebih rendah dibanding mereka yang tidak meminum teh secara rutin (Ilustrasi Teh Hangat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah riset terbaru di Cina menemukan bahwa orang yang mengonsumsi teh secara rutin memiliki risiko penyakit lebih rendah dibanding mereka yang tidak meminum teh secara rutin. Salah satunya risiko penyakit kardiovaskular.

Riset yang dipublikasikan di European Journal of Preventative Cardiology ini menyurvei 100.092 orang yang tak memiliki riwayat serangan jantung, stroke, dan kanker.

Baca Juga

Peserta dikategorikan ke dalam dua kelompok. Mereka yang rutin minum teh atau tiga kali atau lebih dalam sepekan. Lalu, mereka yang tidak rutin atau minum teh kurang dari tiga kali dalam sepekan. Rata-rata setiap peserta disurvei selama 7,3 tahun.

Hasilnya, dibandingkan mereka yang tak rutin meminum teh, konsumen yang rutin memiliki risiko 20 persen lebih rendah terkena penyakit jantung dan stroke. Selain itu, mereka juga memiliki risiko 22 persen lebih rendah terkena penyakit jantung dan stroke yang fatal.

Para peminum teh secara rutin juga memiliki 15 persen risiko penurunan semua penyebab kematian. Mereka juga disebut hidup lebih lama sekitar 1,41 tahun.

"Efek kesehatan yang menguntungkan paling kuat adalah pada teh hijau dan mereka yang rutin minum teh dalam jangka panjang," kata penulis pertama riset, Dr Xinyan Wang dari Akademi Ilmu Kedokteran China di Beijing, dilansir dari Coventry Live, Selasa (14/1).

Lebih lanjut, para peneliti kembali melakukan riset terhadap 14.081 orang. Kali ini untuk melihat efek jika terjadi perubahan pola konsumsi teh mereka. Setiap peserta disurvei dua kali. Jarak antar kedua survei adalah sekitar 8,2 tahun.

Hasilnya, peminum teh rutin yang mempertahankan kebiasaan mereka dalam kedua survei memiliki risiko 39 persen lebih rendah untuk penyakit jantung dan stroke. Selain itu, mereka juga memiliki risiko 56 persen lebih rendah untuk penyakit jantung dan stroke yang fatal. Serta, 29 persen penurunan risiko semua penyebab kematian.

Dalam sub-analisis riset ini, jenis teh hijau dikaitkan dengan risiko sekitar 25% lebih rendah untuk insiden penyakit jantung dan stroke, penyakit jantung dan stroke yang fatal, dan semua penyebab kematian.

Namun, tidak ada hubungan signifikan untuk teh hitam. Para ilmuwan menemukan 49 persen peminum teh rutin dalam studi ini mengonsumsi teh hijau. Dan hanya 8 persen yang kerap mengonsumsi teh hitam.

Lantaran dominannya konsumsi teh hijau pada partisipan, para peneliti sulit untuk menemukan asosiasi antara dua jenis teh tersebut dalam riset ini. Meski demikian, menurut riset ini, teh hijau adalah sumber polifenol yang kaya untuk melindungi terhadap penyakit kardiovaskular. Sedangkan teh hitam telah kehilangan efek antioksidannya selama proses fermentasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement