Kamis 26 Dec 2019 12:26 WIB

Kak Seto: Usia Dini tak Seharusnya Diajarkan Baca Hitung

Kak Seto ingatkan perbedaan memperkenalkan dan mengajarkan membaca anak usia dini

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah anak membaca buku di Perpustakaan Desa Banyuanyar, Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (1/11/2019).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Sejumlah anak membaca buku di Perpustakaan Desa Banyuanyar, Ampel, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (1/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau yang lebih akrab disapa Kak Seto mengatakan, anak usia dini seharusnya tidak diajarkan kegiatan membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Kegiatan tersebut mestinya baru mulai di ajarkan pada anak masuk sekolah dasar (SD).

"Calistung di SD, karena perkembangan kognitif anak belum memungkinkan untuk memahami sesuatu yang abstrak seperti itu," kata Kak Seto, saat dihubungi Republika, Rabu (25/12).

Ia mengatakan, memang anak sejak dini perlu diperkenalkan dengan kegiatan membaca. Namun, metode memperkenalkannya harus sesuai dengan umur anak.

"Mungkin saja diperkenalkan dengan buku, jadi memperkenalkan buku supaya anak mempunyai, terangsang minat bacanya nanti kalau sudah saatnya," kata dia lagi.

Apabila sejak dini anak diperkenalkan dengan buku, pada saatnya nanti ia akan lebih tertarik dengan kegiatan membaca buku. Ia mencontohkan, untuk bayi juga bisa diperkenalkan dengan buku yang memang dibuat untuk bayi.

Orang tua, bisa mendongengi anaknya yang masih usia dini dengan bersumber dari buku. "Itu ada buku dengan warna-warna, kemudian ibu mulai mendongengi dengan sumber buku, membaca gambar-gambar di buku. Tapi tidak dalam konteks bisa baca 'ini ibu Budi' bukan begitu," kata Kak Seto menjelaskan.

Melalui buku, anak bisa diperkenalkan kegiatan-kegiatan baik seperti rajin mandi, rajin belajar dengan gambar-gambar yang ada. Sehingga, seolah-olah anak membaca namun masih dalam konteks membaca sesuai dengan bahasa anak usia dini.

"Jadi bukan dalam konteks diajarkan membaca dalam huruf-huruf, karena itu kompetensi di SD," kata dia lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement