REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Aktris yang membintangi film Black Panther, Lupita Nyong'o, mengakui bahwa dirinya pernah berdoa agar kulitnya menjadi lebih terang. Tepatnya, pada waktu ia masih muda dan mendapati dunia yang ramah hanya kepada orang berkulit terang.
"Saya memiliki seorang saudara perempuan yang berkulit lebih terang. Orang-orang akan membujuknya dengan cara yang tidak akan mereka lakukan pada saya, jadi saya pasti menginternalisasi hal itu," kata Nyong'o, dikutip dari The Independent.
Nyong'o juga mengingat bagimana dulu ia diolok-olok di sekolah lantaran warna kulitnya. Selain itu, ia juga melihat bagiamana majalah dan televisi selalu menampilkan orang yang berkulit terang.
"Jadi semua itu tertanam di alam bawah sadar Anda bahwa berkulit terang adalah benar. Saya (dulu) benar-benar berharap bisa punya kulit lebih terang. Saya mencoba lakukan banyak hal agar itu bisa terjadi dan juga berdoa doa," ujar Nyong'o.
Aktris yang juga menjadi bintang dalam Film The 12 Years a Slave ini menceritakan bagaimana cerita dongeng seperti Cinderella dan Rapunzel mempengaruhinya dulu. Yakni, sebuah cerita di mana tak ada karakter yang berkulit hitam di dalamnya.
Lupita Nyong'o
"Anda tahu, semua karakternya berkulit putih. Saya mebaca buku itu berulang-ulang, tapi saya tak menemukan diri saya di dalamnya," kata Nyong'o.
Menurut Nyong'o, terdapat persoalan repsentasi dalam sejumlah cerita anak-anak yang ia baca itu. Di mana tak ada representasi dari ras berkulit hitam.
Jika adapun karakter berkulit gelap, lanjut dia, itu adalah Enid Blyton. Sebuah boneka yang berkulit hitam dalam cerita anak-anak.
Atas pengalaman masa kecil yang buruk itu, Nyong'o berupaya membuat sebuah buku dongeng sendiri yang berjudul Sulwe. Sebuah buku yang menceritakan seorang gadis kecil yang berharap agar kulitnya yang gelap bisa menjadi lebih terang.
"Anak-anak sangat perlu mengetahui hal ini. Di mana nilai-nilainya (berkulit hitam) tidak disediakan oleh dunia," kata Nyong'o.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
