Kamis 21 Nov 2019 08:13 WIB

Cerita di Balik Pisang Goreng Madu Bu Nanik

Bu Nanik mengganti gula dengan madu saat menggoreng pisang.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Nanik Soelistiowati, pendiri Pisang Goreng Madu Bu Nanik.
Foto: Republika/Desy Susilawati
Nanik Soelistiowati, pendiri Pisang Goreng Madu Bu Nanik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pisang goreng menjadi salah satu kudapan favorit keluarga Indonesia. Biasanya pisang hanya digoreng dengan tepung ditambahkan sedikit gula.

Berbeda dengan pisang goreng Madu Bu Nanik, adonannya tidak menggunakan gula tapi diganti dengan madu. Hal inilah yang membuat pisang goreng Bu Nanik wajib dicoba.

Baca Juga

"Ini pisang lain daripada yang lain. Rasanya juga unik, so far belum ada yang sama rasanya. Karena kita inventor kita yang menemukan, yang lain follower. Tetap kalau makan mau yang asli," ujar Michelle K Molloy selaku COO  CV. Bu Nanik Group, yang juga merupakan anak kandung bu Nanik, di sela acara Paxel Ngopi #NgobrolUKM “Rahasia Sukses Pisang  Goreng Madu Bu Nanik” di Jakarta.

Pisang goreng madu Bu Nanik memang memiliki tampilan berbeda. Tidak seperti pisang goreng pada umumnya yang bentuknya memanjang. Pisang goreng Bu Nanik bentuknya bulat, pisang dipotong kecil-kecil dan menyatu dengan adonan.

Warnanya pun hitam tidak berwarna kuning kecokelatan. Warna hitam didapat dari hasil karamelisasi madu.

Walaupun warnanya hitam, soal rasa  jangan ditanya, enak. Porsinya cukup besar, sekali makan saja rasanya cukup mengenyangkan.

Nanik Soelistiowati selaku pendiri Pisang Goreng Madu Bu Nanik mulai membuat pisang ini tahun 2007 lalu. Awalnya ia memiliki usaha katering dan sering melihat pisang sisa. Tak ingin menyia-nyiakan bahan makanan, akhirnya ia mengolah sisa-sisa pisang tersebut menjadj pisang goreng.

Selain itu, alasan ia membuat Pisang Goreng Madu Bu Nanik awalnya karena ingin membuat camilan enak dan manis bagi sang ibu yang menderita diabetes. Namun karena penderita diabetes harus mengurangi konsumsi gula, Nanik pun mencari cara agar pisnag goreng tetap enak meski tanpa gula.

"Akhirnya saya mengganti gula dengan madu. Kebetulan kalau pagi suka minum madu dan lemon. Saya iseng saja, ternyata hasilnya bagus. Rasa pisang goreng madu pun lebih enak dan lebih renyah," ujarnya.

Di awal berjualan pisang goreng madu ia mengaku sangat susah untuk meyakinkan konsumen karena penampilannya tidak cantik. "Ngapain sih jualan makanan gosong, katanya, dikasih tester saja pada menolak. Makanya pisang goreng madu saya sebut Si Hitam Manis," ujar Nanik.

Saat disajikan, orang-orang sempat protes karena menyangka mereka diberi camilan tak layak. Namun omongan itu langsung mereda ketika mereka mencicipi pisang goreng madu.

Dari mulut ke mulut, akhirnya pisang buatan Nanik semakin diminati. Nanik kini memiliki sekitar 85 karyawan, sebagian sudah bekerja puluhan tahun sejak bisnis katering yang dikelola orangtua Nanik.

Selain pisang goreng, Nanik juga menyediakan gorengan berbahan ubi, sukun, nangka, nanas hingga cempedak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement