Kamis 31 Oct 2019 05:24 WIB

Dokter: Orang Tua Kerap tak Sadar Anaknya Alami Skoliosis

Orang tua jarang menyadari anaknya mengalami skoliosis.

Bentuk tulang yang mengalami skoliosis.
Foto: mayoclinic
Bentuk tulang yang mengalami skoliosis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian besar orang tua jarang menyadari jika anaknya mengidap skoliosis. Alhasil, anak terkadang menutupi kondisi tulang belakangnya dengan menggunakan jaket

Dokter spesialis tulang belakang dr Phedy SpOT(K) menyatakan, pasiennya ada yang baru datang ke rumah sakit begitu penyakitnya sudah parah. Skoliosis merupakan kelainan pada rangka tubuh yang berupa abnormalitas bentuk tulang belakang, yang ditunjukkan dengan tulang belakang melengkung seperti huruf C atau S.

Phedy menjelaskan, kelainan itu biasanya ditemukan pada anak-anak sebelum masa pubertas, yaitu pada usia 10 hingga 15 tahun. Jika skoliosis dibiarkan, maka dapat menyebabkan penderitanya mengalami gangguan fungsi jantung, paru,  atau kelemahan pada tungkai.

"Skoliosis di atas 70 derajat dapat menyebabkan gangguan fungsi paru, sedangkan di atas 100 derajat dapat mengganggu fungsi jantung," kata dokter dari Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk di Jakarta, Rabu.

Sebagian besar kasus skoliosis tidak ditemukan penyebabnya atau idiopatik. Namun, beberapa kondisi diketahui dapat memicu skoliosis, seperti cedera tulang belakang, infeksi tulang belakang, bantalan dan sendi tulang belakang yang mulai aus akibat usia, bawaan lahir, serta gangguan syaraf dan otot.

"Skoliosis semakin parah jika tidak ditangani. Untuk penanganannya, tidak selalu operasi tapi sebenarnya hanya perlu observasi, ortosis (brace), dan jika parah baru operasi," jelas dokter rehabilitasi medis di RS Siloam Kebon Jeruk, dr Tetty MD Hutabarat SpKFR.

Observasi dilakukan untuk sudut di bawah 30 derajat. Pasien juga dianjurkan melakukan latihan peregangan untuk memperbaiki ketidakseimbangan otot. Sementara itu, untuk pasien dengan sudut 30-40 derajat biasanya diberikan brace sebagai penahan.

"Sedangkan operasi untuk kelainan di atas 40 derajat, karena jika dibiarkan akan menghambat aktivitas dan dapat menjadi ancaman bagi organ tubuh lainnya," kata Tetty.

Apa ciri-ciri skoliosis? Tetty menjelaskan, pengidap skoliosis ada terlihat memiliki bahu tidak sama tinggi, tonjolan punggung tidak sama tinggi, lipat pinggang tidak sama tinggi, panggul tidak sama tinggi, jarak siku ke tubuh tidak sama, dan tonjolan punggung atas atau bawah tidak sama tinggi saat membungkukkan badan.

"Untuk itu, kami berharap para orang tua memerhatikan bentuk tubuh anaknya, terutama memasuki masa pubertas," kata Tetty.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement