REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Menyambut peringatan hari Sumpah Pemuda, The Sunan Hotel Solo menggelar acara Festival Jajanan Tradisional selama dua hari pada Senin-Selasa (28–29/10) mulai pukul 15.00 WIB hingga selesai di area Lobby The Sunan Hotel Solo.
General Manager The Sunan Hotel Solo, Retno Wulandari, mengatakan kekayaan makanan tradisional khas Solo merupakan sebuah warisan sejarah yang perlu dilestarikan. Pada kesempatan tersebut juga akan diserahkan donasi kepada para pedagang.
"Acara ini merupakan salah satu program CSR (Corporate Social Responsibility ) yang rutin digelar. Kami juga berharap bisa membangun kemitraan dengan para pedagang ini agar jajanan tradisional Solo semakin dikenal di beragam kalangan," jelasnya seperti tertulis dalam siaran pers, Ahad (27/10) lalu.
Acara festival rencananya dibuka Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. Sebelum pembukaan acara, akan digelar Talkshow bertema "Jangan Anggap Remeh Urusan Ngeteh" yang mengupas tentang teh lokal dengan pembicara Blontank Poer selaku owner Blontea, akademisi Universitas Sebelas Maret (UNS) Sri Hastjarjo, serta Chef Brian Wicaksono selaku Runner Up Master Chef 2013). Chef Brian juga akan mendemonstrasikan keterampilannya dalam meracik kudapan getuk lindri dalam acara Chef Table.
Selain itu, puluhan pedagang jajanan tradisional akan menyuguhkan sekitar 30 ragam makanan khas Solo. Di antaranya, opak angin, kerengan, putu bumbung, jadah blondo, dawet gempol pleret, cabuk rambak, pecel ndeso, sate kere, brambang asem, kue leker, srabi dan sebagainya.
Pada hari kedua akan digelar Peragaan Busana dengan mengangkat busana lurik kreasi desainer Indrias Senthir. Acara tersebut terbuka untuk tamu hotel dan masyarakat umum.