Kamis 17 Oct 2019 09:18 WIB

Peneliti: Anak Tunggal tidak Lebih Narsis

Anak tunggal kerap distereotipkan lebih narsis dibanding anak dengan saudara.

Rep: Noer Qomariah/ Red: Indira Rezkisari
Anak tunggal/ilustrasi
Foto: Piqsels
Anak tunggal/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN — Penelitian di Jerman baru-baru ini menemukan stereotip populer bahwa anak tunggal lebih narsis daripada anak-anak dengan saudara kandung mungkin kenyataannya tidak benar. Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti di Universitas Leipzig dan Universitas Munster.

Studi baru mengamati 556 orang dewasa dengan usia rata-rata 46,3 tahun. Para peserta merupakan campuran anak tunggal dan anak memiliki saudara kandung.

Baca Juga

Mereka menyelesaikan survei daring yang bertanya pada mereka apakah mereka percaya jika anak tunggal lebih narsis daripada anak-anak yang memiliki saudara.

Para peneliti fokus pada dua aspek utama narsisme , yakni orang yang merasa kagum dengan diri mereka sendiri dan orang yang lebih rentan terhadap persaingan. Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Social Psychological dan Personality Science, menunjukkan anak tunggal dan mereka yang memiliki saudara kandung mempunyai pandangan yang sama bahwa anak tunggal yang lebih narsis dalam kedua aspek daripada mereka yang memiliki saudara kandung.

Untuk menguji keakuratan stereotip, para peneliti menganalisis data dari 1.810 orang sekali lagi dari campuran anak tunggal dan anak yang memiliki saudara untuk mengukur tingkat narsisisme mereka. Mereka menemukan skor sifat narsistik untuk anak tunggal tidak jauh berbeda dari mereka yang memiliki saudara kandung.

Temuan ini juga berlaku bahkan setelah memperhitungkan kemungkinan faktor yang mempengaruhi. Penulis studi Michael Dufner mengatakan beberapa penelitian sebelumnya melaporkan tidak ada perbedaan antara anak tunggal dan anak-anak yang memiliki saudara, yang tidak hanya dalam narsisisme dan beberapa penelitian sebelumnya telah melaporkan perbedaan seperti itu.

“Kita sekarang mengatakan dengan keyakinan yang cukup tinggi bahwa anak tunggal secara substansial tidak lebih narsis daripada anak yang memiliki saudara kandung,” ujar Dufner, seperti yang dilansir dari Malay Mail, Kamis (17/10).

Para peneliti menambahkan,  banyak orang yang berpikir peningkatan tingkat narsisisme di antara anak-anak tunggal adalah alasan untuk memiliki lebih dari satu anak. Namun, sekarang argumen tersebut bukan argumen yang valid.

“Ketika sosiolog, ekonom, atau pembuat kebijakan membahas sisi buruk dari tingkat kesuburan yang rendah, mereka harus melepaskan gagasan tumbuh tanpa saudara menyebabkan peningkatan narsisme,” kata Dufner pada tim.

“Tentu saja mungkin ada biaya ekonomi atau sosial yang terkait dengan tingkat kelahiran yang rendah, tetapi meningkatnya narsisisme pada generasi mendatang tampaknya tidak menjadi faktor yang relevan dengan diskusi,” ujarnya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement