Senin 23 Sep 2019 15:11 WIB

Prediksi Tren Fesyen 2020 dari Milan Fashion Week

Warna monokrom hingga busana era 70-an diprediksi akan menjadi tren di tahun depan.

Rep: Puti Almas/ Red: Nora Azizah
Koleksi Max Mara di Milan Fashion Week 2019
Foto: Instagram @cameramoda
Koleksi Max Mara di Milan Fashion Week 2019

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Milan Fashion Week sebagai salah satu ajang mode terbesar di dunia menampilkan berbagai tren fesyen terbaru yang terpopuler saat ini. Namun, di akhir pagelaran, ada beberapa mode yang ditampilkan dan diprediksi dapat menjadi tren pada 2020.

Apa sajakah tren terbaru yang diprediksi pada 2020? Dilansir The New York Times, Senin (23/9), beberapa diantara yang populer adalah warna hitam pada berbagai jenis bahan, seperti tangerine. Kemudian, sebuah kaftan di era 1970-an yang dirancang oleh Alberta Ferreti, serta mantel dengan bordir berwarna biru pucat dari Prada, hingga rok berjenjang yang terinspirasi Pakistan oleh Stella Jean tampil di runway.

Baca Juga

Variasi yang lebih soft ditemukan pada karya Arthur Arbesser. Banyak diantara mode yang tampil di Milan Fashion Week adalah setelan celana pendek yang dirancang sedemikian rupa dan dikatakan oleh Vogue sebagai solusi gaya di musim panas agar dapat berpakaian profesional, tanpa harus merasa gerah.

Max Mara sebagai brand mode ternama dunia lainnya di Milan fashion week kali ini juga menampilkan nuansa pastel monokromatik yang dilengkapi dengan dasi dan topi militer yang serasi. Sementara Tod's yampil dengan sentuhan kecoklatan, dengan blazer yang sama besar untuk dipadankan.

Tetapi, gaya yang lebih santai bisa ditemukan dalam karya Salvatore Ferragamo dengan model bawahan high-waisted biru. Kemudian, dari Bottega Veneta menggunakan bahan kulit dan memperlihatkan celana pendek hitam.

Gianvito Rossi mengambil inspirasi dari malam disko era 1970-an dengan menampilkan sandal bertali yang menjulang tinggi dalam python metalik dan cetakan psychedelic. Sementara, Aquazzurra menampilkan sutra hitam dan putih, lengkap sepatu roda dengan garis-garis logam pelangi.

Selanjutnya, dalam tren tas tangan, nampaknya tren terbaru dunia adalah menggunakan ukuran yang lebih besar. tren ini telah diterapkan oleh brand ternama dunia seperti Bottega Veneta di New York dan London.

Bottega Veneta merancang tas kulit dengan cross-strap besar yang longgar. Sementara, Hugo Boss menampilkan ransel serut berwarna kuning kenari. Di Fendi, model mengenakan maxi totes saat tampil di runway Milan Fashion Week.

“Saya menyukai ukuran besar, demikian dengan yang kecil,” ujar Silvia Venturini dari Fendi saat berada di belakang panggung runway.

Saat ini, banyak brand yang tidak lagi menggunakan aksesoris dari bulu binatang. Jauh lebih banyak yang mencetak desain, yang biasanya terbuat dari kulit binatang asli.

Sandra Choi dari Jimmy Chooo mengatakan menggunakan gambaran kulit zebra dan ular yang kemudian dipadukan meski tema ini seringkali kontras. Tujuannya adalah untuk mengacaukan ide, postur, dan kamuflase di alam.

“Alam adalah sesuatu yang harus dihormati dan dikagumi, tetapi saya ingin mendorongnya ke arena baru, agar terasa segar dan modern. Tidak ada yang tampak, seluruhnya perpaduan,” ujar Choi.

Terakhir, ada Furla yang memperkenalkan logo arched-door pada Milan Fashion Week kali ini. Brand berusia 92 tahun itu juga menggunakan kulit cross-body berwarna pink kehitaman dicetak dengan magnolia putih yang eksotis, menjelaskan bahwa itu adalah keindahan hutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement