Selasa 17 Sep 2019 19:07 WIB

Rambo: Last Blood, Aksi Melawan Sindikat Prostitusi Meksiko

Film Rambo: Last Blood ditayangkan mulai 20 September.

Rep: MGROL Widyadhana Mufida/ Red: Reiny Dwinanda
Sylvester Stallone dalam Rambo: Last Blood
Foto: Lionsgate
Sylvester Stallone dalam Rambo: Last Blood

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rambo (Sylvester Stallone) akhirnya dapat berdamai dengan penyesalan dan bayangan perang yang terus menghantuinya. Ia merasa hidup bersama dengan Maria (Adriana Barraza) serta Gabrielle, keponakannya yang sudah ia anggap sebagai putri, menjadi salah satu anugerah untuk melepas masa lalu.

Meski Rambo merasa cukup dengan kehidupannya sekarang, tidak demikian dengan Gabrielle. Ia merasa ada hal lebih yang bisa ia lakukan dalam hidup, terutama untuk tidak meninggalkan penyesalan.

Baca Juga

Gabrielle pun berencana untuk pergi ke Meksiko dan menemui sang ayah. Ia ingin mengetahui alasan sang ayah meninggalkan dirinya dan ibunya di Amerika.

Keinginan Gabrielle ini tentu ditolak oleh Maria dan juga Rambo. Maria merasa tidak ada hal yang perlu dikejar dari laki-laki yang meninggalkan keluarganya sendiri.

Rambo juga mengatakan bahwa kenyataan hidup tidaklah seindah yang Gabrielle harapkan. Akan tetapi, Gabrielle tidak mengikuti saran keduanya. Berdalih pergi ke rumah teman, ia pun berangkat ke Meksiko untuk menemui ayahnya.

Perjalanannya menemui sang ayah ternyata berakhir dengan pahitnya kenyataan. Untuk menghilangkan kesedihannya, kawan yang menemani Gabrielle di Meksiko, mengajaknya untuk pergi ke sebuah klub malam.

Rupanya, itu hanyalah bagian dari siasat temannya. Ia kemudian diculik dan dipaksa menjadi pekerja seks di bawah jaringan yang dioperasikan kakak-beradik Martinez, yakni Hugo Martinez (Sergio Peris-Mencheta) dan Victor Martinez (Oscar Jaenada).

Mengetahui Gabrielle menghilang dan ternyata pergi ke Meksiko, Rambo bergegas menemukannya. Perjalanannya tidak mulus. Dia diadang oleh bawahan kakak-beradik Martinez.

Dalam kesulitan, Rambo bertemu Carmen (Paz Vega) yang merupakan jurnalis independen yang tengah menyelidiki sindikat kakak-beradik tersebut. Dengan bantuan informasi Carmen, Rambo merencanakan aksi balas dendam kepada sindikat perdagangan manusia tersebut.

Sebuah rencana besar ia persiapkan untuk menyambut meraka. Aksi menegangkan dan pertempuran mendebarkan akan menghiasi klimaks konflik film Rambo: Last Blood.

photo
Sylvester Stallone dalam Rambo: Last Blood

Film tersebut merupakan yang kelima dari seri Rambo. Film kelima ini sebenarnya telah dipikirkan matang-matang saat film keempatnya, yakni Rambo (2008) rilis. Sylvester Stallone merasa kisah Rambo butuh akhir yang personal. Maka dari itu ia mengedepankan film ini dengan konflik pribadi dan latar yang bukan berupa perang.

Konflik serta latar yang berbeda ini membuat Rambo: Last Blood dapat dinikmati sebagai film tersendiri. Jadi, bagi para penonton yang baru pertama kali menonton seri Rambo melalui film kelimanya ini, tidak perlu khawatir akan terlewatkan detail penting dalam filmnya.

Film yang ditujukan untuk penonton 17 tahun ke atas ini, dapat disaksikan di bioskop-bioskop Indonesia mulai tanggal 20 September 2019. Penonton akan terpukau melihat sisi berbeda dari karakter Rambo, tentunya dengan adegan pertempuran yang mendebarkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement