Kamis 18 Jul 2019 11:59 WIB

Banyak Duduk tak Selalu Buruk untuk Kesehatan

Banyak duduk tidak selalu menjadi penyebab utama masalah kesehatan

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Christiyaningsih
Duduk. Ilustrasi
Foto: apartmenttherapy.com
Duduk. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ORLANDO -- Terlalu banyak duduk tidak selalu menjadi penyebab utama sederet masalah kesehatan. Penelitian oleh tim dari University of Central Florida mengungkap ada faktor penyerta lain yang bisa memberikan dampak buruk terhadap tubuh.

Studi yang terbit di Journal of the American Heart Association ini melibatkan sekitar 3.600 orang dewasa dari etnis Afrika-Amerika. Tim mendata kuantitas frekuensi mereka duduk saat bekerja, menonton televisi, dan kebiasaan olahraga.

Baca Juga

Informasi lain yang dihimpun termasuk data demografi, gaya hidup, dan sejarah medis peserta. Riset berlangsung selama delapan tahun. Di akhir studi terdapat 205 partisipan meninggal dunia dan 129 lainnya mengidap penyakit kardiovaskular.

Dari keseluruhan hasil riset, peneliti menemukan bahwa risiko kematian dini dan penyakit jantung tidak berkorelasi dengan terlalu banyak duduk saat bekerja. Sebab, seseorang yang duduk di kantor masih melakukan banyak hal.

Justru, penyakit lebih berpotensi mengintai mereka yang duduk lebih banyak di waktu senggang. Para peserta yang menonton televisi lebih dari empat jam sehari memiliki risiko kematian lebih besar dibandingkan yang menonton TV dua jam sehari.

Pemimpin utama studi Jeanette Garcia mengatakan hasil penelitian bisa diaplikasikan kepada populasi lain. Timnya memilih peserta dari etnis Afrika-Amerika yang memiliki catatan masalah kardiovaskular tertinggi.

Studi juga mengungkap orang-orang dengan pekerjaan yang lebih aktif memiliki kemungkinan lebih besar mengalami masalah jantung. Ini karena mereka cenderung jarang berolahraga teratur dan sering makan makanan yang tidak sehat.

Gaya hidup lain yang memengaruhi adalah merokok dan minum alkohol. Karenanya, asisten profesor olahraga di University of Central Florida itu menganjurkan aktivitas olahraga rutin di luar pekerjaan untuk menunjang kesehatan.

"Dalam studi kami, mereka yang berpartisipasi dalam setidaknya 150 menit aktivitas fisik sedang atau berat per pekan, berisiko lebih rendah mengidap masalah kesehatan," kata Garcia dikutip dari laman Asia One.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement