REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Kebiasaan anak-anak mengonsumsi pangan yang sehat dapat memengaruhi perkembangan otak dan kecerdasan mereka. Hal itu diungkapkan akademisi dari Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto Kavadya Syska.
"Terutama bagi mereka yang berada pada fase pertumbuhan. Bila gizi tercukupi dengan baik maka otomatis perkembangan otak pada balita dapat berkembang pesat," kata dia di Purwokerto, Senin (29/4).
Untuk itu, kata dia, gerakan pangan sehat perlu segera dilakukan dan dapat dimulai dari rumah. Kavadya Syska yang merupakan Koordinator Program Studi Teknologi Pangan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto tersebut, mengatakan orang tua, khususnya ibu, memiliki peran yang strategis dalam menyiapkan pangan yang sehat bagi keluarga.
Kuncinya, kata dia, dalam memilih bahan pangan, tidak boleh hanya bertumpu pada kelezatannya melainkan juga harus memperhatikan tentang nilai gizi dan dampak positif pada kesehatan tubuh.
"Jangan hanya asal kenyang saja, namun makanan yang dikonsumsi juga harus sehat dan bergizi," kata dia.
Melalui pangan sehat dan bergizi, kata dia, akan dapat mencetak generasi yang tangguh, produktif, dan mampu bersaing pada era revolusi industri 4.0 serta menyongsong Indonesia Emas pada 2045.
Sebelumnya, dia juga mengatakan bahwa fungsi pangan yang utama bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan zat-zat gizi tubuh, sesuai dengan jenis kelamin, usia, aktivitas fisik, dan bobot tubuh.
"Pangan perlu diarahkan untuk mencapai tingkat kesehatan dan kebugaran yang optimal. Kesehatan merupakan salah satu pilar utama yang sangat erat dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, sehingga diharapkan akan tercipta sumber daya manusia Indonesia yang tangguh, produktif, dan mampu bersaing di era globalisasi saat ini," katanya.
Menurut dia, perlu upaya peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat terwujud.