REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebuah studi baru menyebutkan, seseorang yang aktif dalam kegiatan keagamaan dan religius cenderung memiliki hidup lebih bahagia. Laman Independent melaporkan, penelitian yang dilakukan Pew Research Center melakukan perbandingan terhadap kehidupan orang-orang beragama dan tidak. Penelitian dilakukan dengan menganalisa data survei lebih dari dua lusin negara, di antaranya Amerika Serikat (AS), Meksiko, dan Australia.
Hasil penelitian menyebutkan, orang yang aktif beragama bisa merasa lebih bahagia dan lebih terlibat secara beradab. Hal tersebut mengartikan bahwa mereka cenderung melakukan hal-hal, seperti memilih bergabung bersama kelompok orang yang mempraktikan agama atau tidak.
Kemudian penelitian juga menemukan keterlibatan agama dalam menerapkan pola hidup lebih sehat. Mereka yang religius cenderung tidak merokok dan mengonsumsi alkohol lebih sedikit.
Dalam melakukan penelitian para ilmuwan mengelompokkan orang-orang tersebut ke dalam tiga kategori, yakni mereka yang aktif beragama, tidak aktif, dan tidak beragama sesuai ajaran agama. Studi sebagian besar mengandalkan data survei dari negara-negara mayoritas kristen. Namun data juga diambil dari negara-negara di wilayah Afrika dan Asia.
Berdasarkan data tersebut, sepertiga orang dewasa yang aktif beragama di AS menggambarkan diri mereka sangat bahagia. Kemudian analisa lain dari 12 negara lain juga mempunyai hasil yang sama. Sementara itu sekitar sembilan negara dianalisa dari orang-orang beragama yang mengakui kebahagiaan lebih tinggi dari mereka yang tidak aktif beragama.
Hubungan antara kebahagiaan dan agama membutuhkan studi lebih lanjut. Hal tersebut melihat dari segi 'angka' tidak membuktikan bahwa pergi beribadah atau aktif dalam kegiatan keagamaan akan bertanggung jawab dalam meningkatkan kualitas hidup. Studi ini fokus pada survei sejak 2010 tersebut oleh Pew Research Center, The World Value Survey Association, dan The International Survey Programme yang memiliki data dan tautan serupa.