REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masih banyak orang tua yang salah pengertian tentang gizi pada anak. Seringkali muncul pemikiran bahwa anak yang kurus itu kurang gizi dan sebaliknya anak yang berbadan gemuk gizinya sempurna.
Padahal bisa saja anak yang memiliki badan lebih kurus sudah pas gizinya. Sebaliknya, anak yang berlebihan berat badannya justru tidak tepat asupannya gizinya.
Dokter spesialis anak Conny Tanjung mengatakan tidak semua anak yang kelihatannya kurus mengalami kekurangan gizi. "Kadang orang tua salah persepsi, ketika anak kurus dikira kurang gizi tapi anak yang gendut selalu dibilang sehat. Padahal tidak begitu karena anak yang kurus bisa jadi malah sudah pas gizinya," ungkap Conny.
Masalah berat badan anak di Indonesia memang masih menjadi tantangan. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan satu dari lima anak Indonesia mengalami berat badan yang kurang. Dampaknya jika terjadi saat tumbuh kembang anak bisa terancam menjadi wasting atau gizi buruk.
Kekurangan gizi mengganggu tumbuh kembang anak, apalagi jika anak sudah terdiagnosa stunting atau tubuh kerdil. Asupan gizi anak perlu menjadi perhatian penting orang tua.
"Stunting bisa mengakibatkan angka kematian yang meningkat. Pastinya akan mengganggu tumbuh kembang, jika dibiarkan akan terjadi penurunan berat badan dan kapasitas kerja. Bahkan IQ pun berpengaruh, di masa depan juga akan mempengaruhi reproduksinya," ujarnya.
Orang tua diwajibkan memperhatikan pemantauan pertumbuhan. Seperti, panjang badan anak, tinggi badan, lingkar kepala anak juga perlu diukur, lalu di plot Ke dalam kurva yang sesuai. Kurva yang dipakai untuk pemantauan ini adalah kurva WHO.
Orang tua perlu sekali mengetahui kondisi anak dan juga memantau berat badan. Saat ini kesadaran masyarakat masih cukup rendah untuk memantau berat badan dan tinggi badan secara rutin. Terhitung hanya ada 54,6 persen anak balita dibawa Ke fasilitas kesehatan yang sesuai standar di sepanjang tahun 2018.
Perlu keaktifan orang tua memantau status gizi dan mendeteksi dini gangguan pertumbuhan pada anak. Tujuannya agar gangguan tumbuh kembang anak bisa diketahui segera dan diberikan bantuan memperbaiki gizinya.