Selasa 30 Oct 2018 16:52 WIB

Marks & Spencer Pasarkan Hijab untuk Anak

M & S meluncurkan hijab untuk siswi Muslim itu karena adanya permintaan pasar.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ani Nursalikah
Hijab untuk anak sekolah yang dijual Marks & Spencer.
Foto: M&S
Hijab untuk anak sekolah yang dijual Marks & Spencer.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu ritel pakaian terbesar asal Inggris, Mark & Spencer (M & S) sedang menjadi pusat perhatian warganet di media sosial. M & S menjadi bahan perbincangan publik setelah meluncurkan seragam sekolah lengkap dengan hijab yang ditujukan bagi anak perempuan Muslim.

Seragam sekolah ini telah dipasarkan dan dijual secara daring. Dilansir di The Independent, M & S meluncurkan hijab untuk siswi Muslim itu karena adanya permintaan pasar. M & S sebelumnya bekerja sama dengan 250 sekolah sebagai penyedia seragam.

"Kami menyediakan pemesanan seragam dari 250 sekolah di berbagai negara dan mereka meminta jenis apa saja yang mereka butuhkan sebagai bagian dari seragam sekolah. Tahun ini ada beberapa sekolah yang meminta hijab," tulis M & S di Twitter.

Banyak warganet yang tidak setuju dengan peluncuran seragam sekolah tersebut. Kritik terutama datang dari kalangan orang tua dan aktivis kampanye. Mereka menilai seragam sekolah berhijab itu merupakan bentuk penindasan terhadap anak-anak perempuan.

Pembawa acara LBC Radio sekaligus pendiri Quilliam Foundation, Maajid Nawaz, bahkan menyebut keputusan M & S menjual seragam berhijab itu sangat ketinggalan. Kecaman juga datang dari seorang perempuan bernama Julia Hartley Brewer dengan akun Twitter @JuliaHB1.

"Marks & Spencer menjual seragam sekolah hijab untuk anak perempuan berumur enam tahun. Ini sama sekali tidak terpuji. Ini islamisme ekstrem dan ini tidak diwajibkan dalam Alquran bagi anak-anak usia sekolah dasar. Tidak, tidak, tidak... TIDAK!" tulis Julia.

Meski demikian, tidak semua melayangkan kecaman yang sama dengan Julia dan Maajid. Beberapa warganet mencoba melihat peluncuran ini dengan pandangan yang berbeda. Abi Jackson melalui akun Twitter @Abij11 berpendapat M & S hanya memenuhi kebutuhan pasar.

"Saya tidak melihat permasalahan yang serius terkait anak dan hijab di sini. Anak-anak berpakaian meniru ibunya. Ini sangat sederhana. Ada pasar," kata Abi.

Demikian halnya dengan Sophia Grene. Sophia melihat kehadiran seragam hijab untuk membantu mempermudah anak-anak Muslim mendapatkan akses pendidikan.

"Saya bukanlah penggemar dari agama yang represif, namun membuat seragam hijab adalah salah satu cara sekolah inklusif meningkatkan akses. Ada banyak sekolah di lingkungan saya menyediakan seragam hijab untuk muridnya yang Muslim sehingga anak perempuan berhijab juga bisa bebas mendapatkan pendidikan," kata Sophia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement