Selasa 28 Aug 2018 16:36 WIB

Kenali Tanda-Tanda Penyebab Migrain

American Migraine Foundation menyebut migrain bisa terjadi karena genetik

Rep: Christiyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sakit kepala migrain
Foto: corbis.com
Sakit kepala migrain

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Migrain adalah sakit kepala yang menyerang sebagian kepala. Saat terkena migrain kepala menjadi sakit, berdenyut, dan tubuh rasanya hanya ingin beristirahat sepanjang hari sampai migrain lenyap. 

Popular Mechanics yang mengutip MensHealth US menyebut migrain bisa terjadi pada usia berapapun. "Sebanyak  30 sampai 40 persen pria mengalami migren pada rentang usia 20 sampai 40 tahun," ungkap Gary Jay, neurolog di UNC Health Care. 

Ketika kita terserang migrain dan tak mendapatkan obatnya, ada beberapa cara untuk mengatasi. Namun sebelumnya kenali dulu apa penyebab migrain. Migrain bisa dideskripsikan sebagai sakit kepala pada steroid. 

"Sakit akibat migrain membuat satu sisi kepala terasa berdenyut. Lamanya berlangsung dari empat jam hingga tiga hari," jelas Zubair Ahmed, neurolog di Cleveland Clinic.

Berita terkait:

Sakit karena migrain akan memburuk apabila orang tersebut tetap melakukan aktivitas fisik, melihat cahaya, suara kecang, dan bau menyengat. Bahkan ada beberapa orang yang sampai mual dan muntah. 

Kehadiran migrain bisa juga didahului oleh adanya aura. Sebanyak 20 persen penderita migrain merasakan hal itu. Menurut Jay, aura adalah perubahan pada kemampuan penglihatan, sensori, kognitif, dan/atau berbicara. "Aura datang lima menit sampai satu jam sebelum migren menyerang," jelasnya. 

Berdasarkan keterangan dari American Migraine Foundation, migrain rupanya bisa terjadi karena faktor genetik. Jadi, apabila salah satu orang tua kita punya migrain maka anak-anaknya berpotensi mengalami hal yang sama.

Kemungkinan penurunan migrain mencapai 50 sampai 70 persen. "Migrain adalah kondisi genetik. Bahkan jika pasien punya gaya hidup sehat atau rajin minum obat, ia bisa terkena migren apabila orang tuanya punya riwayat penyakit ini," kata Ahmed. 

Terlepas dari faktor genetik, gaya hidup juga menjadi biang keladi migrain. Ahmed menerangkan gaya hidup sehat adalah landasan utama mengontrol terjadinya sakit kepala sebelah. "Kurang olahraga, kurang tidur, dan perasaan trauma atau stres bisa memicu migrain," ujar Ahmed.

Menurutnya tidak ada pengobatan tertentu yang mampu meredam migrain. "Tidak ada obatnya namun kita bisa mengelola kondisi diri dan menjalankan pola hidup sehat untuk meminimalisir migrain," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement