Rabu 15 Aug 2018 18:41 WIB

Perempuan Lebih Rentan Migrain Dibanding Pria

Migrain sering terjadi pada perempuan karena dipengaruhi oleh aktivitas hormon.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Perempuan migrain. Ilustrasi
Foto: Hufingtonpost
Perempuan migrain. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Migrain tidak sama dengan sakit kepala biasa. Migrain bisa lebih menyakitkan karena biasanya disertai dengan rasa mual, penglihatan kabur hingga terlalu sensitif terhadap bau-bauan, cahaya ataupun suara. 

Dibandingkan pria, migrain lebih sering dialami oleh perempuan. Menurut Prof. Antonio Ferrer-Montiel, ilmuwan dari Universitas Miguel Hernandez di Spanyol, migrain sering terjadi pada perempuan karena dipengaruhi oleh aktivitas hormon. 

Baca: Ketika Anak Terserang Migrain

Mekanisme migrain, menurut penjelasan para ilmuwan, berasal dari sistem trigeminovascular yang terbentuk dari kumpulan sel saraf. Aktivitas hormon tertentu berinteraksi dengan sistem trigeminal sehingga memicu aktifnya sel saraf yang sensitif terhadap migrain. 

Para peneliti menemukan bahwa hormon tertentu seperti testoteron memiliki peran pencegahan. Sedangkan hormon lainnya seperti prolactin meningkatkan potensi migrain, dilansir dari Medical News Today. Hormon ini diaktifkan dengan meningkatkan interaksi jaringan sel ion.

Baca juga:  Migrain Miliki Estrogen Lebih Tinggi" href="https://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/18/07/05/pbdqqm349-pria-suka-migrain-miliki-estrogen-lebih-tinggi" target="_blank" rel="noopener">Pria Suka Migrain Miliki Estrogen Lebih Tinggi

Melalui penelitian ini, Montiel dan tim juga mengidentifikasi bahwa hormon esterogen merupakan pemain kunci pengembangan migrain. Saat menstruasi, prevalensi migrain pun semakin meningkat.

Mereka juga menemukan beberapa jenis migrain dikaitkan dengan perubahan tingkat hormon saat periode menstruasi. Perubahan tingkat esterogen membuat sel saraf trigeminal menjadi lebih sensitif terhadap stimulasi external yang berujung pada migrain. 

Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Frontiers in Molecular Biosciences. Penelitian ini fokus membahas isu pentingnya menargetkan protein pada membran sel sebagai pendekatan terapi efektif dalam pengobatan. 

Baca: Migrain Banyak Dialami Warga Kota, Ini Cara Mengatasinya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement