Kamis 09 Aug 2018 06:22 WIB

Suhu Dingin, Jazz, dan Budaya di Dieng Culture Festival

Dieng Culture Festival 2018 dipadati lebih dari 150 ribu wisatawan

Deretan anak gimbal menjalani prosesi Jamasan, sebelum dilakukan pemotongan rambut gimbal di ajang Dieng Culture Festival (DCF) 2018
Foto: ist/sendy
Salah satu anak gimbal usai menjalani pemotongan rambut di Dieng Culture Festival 2018

Sedangkan anak kesembilan, yakni Elsa Fitriani, 9 tahun, meminta roti regal bermerek Mari sebanyak dua bungkus besar dan kambing jantan. Kemudian anak kesepuluh, Nurlela Herawati, 12 tahun, meminta kue bolu black forest. Anak kesebelas, alias anak terakhir, Puput Cahyaningsih, 7 tahun, meminta ponsel dan mercon.

Tidak sedikit wisatawan yang tersenyum mendengar permintaan para anak gimbal. Tapi inilah budaya turun-menurun yang ada dan dipercaya masyarakat.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, Dieng Culture Festival merupakan salah satu bentuk budaya yang begitu kuat di masyarakat, yang kemudian dikemas dengan baik sehingga memberikan nilai lebih. Dalam hal ini pariwisata, sehingga menarik minat banyak wisatawan.

photo
Salah satu anak gimbal mengangkat permintaan khususnya, es krim coklat usai prosesi pemotongan rambut di ajang Dieng Culture Festival 2018

"Banyak wisatawan yang datang bahkan dua sampai tiga kali. Mereka menunggu-nunggu prosesi budaya pemotongan rambut anak gimbal, juga menikmati jazz di atas awan," ujar Ganjar.

Setiap tahunnya Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa selaku pengelola acara juga menjalankan acara ini semakin baik.

Ganjar mengatakan, adanya permintaan yang unik dari para anak merupakan sebuah imajinasi yang tidak diketahui orang tua. Tapi itulah imajinasi anak-anak.

"Secara kultural menarik, biarkan jadi misteri. Bapak ibu bisa mengeksplorasi apa yang ada di balik ini. Kami akan dorong terus pariwisata sebagai potensi ekonomi baru," ujar Ganjar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement