Kamis 09 Aug 2018 06:22 WIB

Suhu Dingin, Jazz, dan Budaya di Dieng Culture Festival

Dieng Culture Festival 2018 dipadati lebih dari 150 ribu wisatawan

Deretan anak gimbal menjalani prosesi Jamasan, sebelum dilakukan pemotongan rambut gimbal di ajang Dieng Culture Festival (DCF) 2018
Foto: ist/sendy
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ikut memotong rambut salah satu anak gimbal di ajang Dieng Culture Festival 2018

"Malam ini Dieng indah, penuh dengan lampion. Warna-warni lampion dan dinginnya Dieng diharapkan bisa meredakan suhu politik menjelang Pilpres 2019," kata Ganjar sambil memandang ke langit di atas Dataran Tinggi Dieng yang dihiasi ribuan lampion.

Penerbangan lebih dari 5.000 lampion berwarna-warni menjadi puncak kemeriahan malam itu. Langit Dieng yang gelap dan dingin, berubah menjadi warna-warni penuh keindahan.

photo
Ribuan lampion dan kembang api meramaikan ajang Dieng Culture Festival 2018

Dan tidak hanya sampai disitu, musisi kejutan lainnya, The Rain menutup malam itu dengan manis. Berbagai hits seperti "Terlatih Patah Hati" membuat wisatawan enggan beranjak.

Humas DCF, Aprilianto, mengatakan, setiap tahunnya panitia memang sengaja tak memberi informasi musisi yang akan tampil. Hal ini agar wisatawan benar-benar datang bukan untuk menyaksikan bintang tamu. "Tapi untuk menikmati Dieng," kata dia.

Puncak dari tiga hari penyelenggaraan acara akhirnya berlangsung pada Ahad (5/8) pagi. Yakni proses pemotongan rambut anak gimbal yang sarat akan makna budaya. Tercatat ada 11 anak gimbal yang hari itu menjalani proses pemotongan rambut.

Ke-11 anak itu awalnya mengikuti ritual arak-arakan bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Sebelum kemudian mengikuti prosesi Jamasan, dengan menggunakan air yang dianggap suci oleh masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement