Selasa 05 Jun 2018 12:02 WIB

Studi: Suplemen Vitamin dan Mineral Minim Manfaat Kesehatan

Definisi vitamin dan suplemen terbaik adalah dengan makan sehat.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Vitamin E
Foto: flickr
Vitamin E

REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Studi ilmiah menganjurkan untuk bijak memilah dan mengonsumsi suplemen kesehatan. Pasalnya, sejumlah suplemen vitamin dan mineral ditengarai minim manfaat kesehatan, bahkan meningkatkan risiko kematian.

Riset dilakukan oleh tim dari Rumah Sakit St Michael dan Universitas Toronto di Ontario, Kanada. Hasil penelitian tersebut juga telah dipublikasikan dalam Journal of the American College of Cardiology. Mereka meninjau suplemen yang umum dikonsumsi masyarakat termasuk vitamin A, B1, B2, B3 (niasin), B6, B9 (asam folat), C, D, dan E. Termasuk pula suplemen mineral betakaroten, kalsium, zat besi, seng, magnesium, dan selenium.

Konsumsi suplemen vitamin D, kalsium, dan vitamin C tidak menunjukkan efek samping berbahaya. Akan tetapi, suplemen itu juga tidak memberikan keuntungan dalam mencegah penyakit kardiovaskular, serangan jantung, stroke, dan kematian dini.

Baca juga: 6 Nutrisi Luar Biasa Buncis

Sementara, suplemen B3 (niasin) dan antioksidan berpotensi menambah risiko kematian dini. Padahal, konsumsi niasin secara alami berguna untuk mengendalikan kolesterol, menjaga kesehatan kulit, dan mencegah risiko penyakit kardiovaskular.

Sejumlah suplemen vitamin juga terbukti meningkatkan kadar gula darah, yang terbukti berbahaya bagi pengidap diabetes. Sebaliknya, suplemen asam folat rupanya memiliki efek positif mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke.

Para periset menganjurkan siapapun yang ingin hidup sehat untuk lebih memilih makanan alami. Bagaimanapun, nutrisi terbaik vitamin dan mineral bisa didapatkan dari konsumsi rutin buah, sayuran, dan kacang-kacangan.

"Temuan ini menyarankan agar kita lebih memerhatikan apa yang dikonsumsi. Mengatasi defisiensi vitamin dan mineral yang paling baik adalah dengan makan sehat," kata Dr David Jenkins, penulis utama studi, dikutip dari laman Independent.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement