Senin 12 Feb 2018 10:40 WIB

Angelina Jolie Dorong Anak Perempuannya Membantu Dunia

Jolie menginginkan anak-anaknya bisa menolong banyak orang.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Angelina Jolie berbicara di hadapan media saat mengunjungi kamp pengungsi Suriah di Zataari, Yordania.
Foto: AP
Angelina Jolie berbicara di hadapan media saat mengunjungi kamp pengungsi Suriah di Zataari, Yordania.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Angelina Jolie ingin anak perempuanya bisa memberikan sesuatu pada dunia. Dia tidak ingin anaknya hanya sekadar menjadi perempuan yang mengenal pakaian dan riasan saja.

"Saya mengatakan kepada anak-anak perempuan saya, 'Apa yang membedakan Anda adalah apa yang ingin Anda lakukan untuk orang lain Siapa pun dapat mengenakan gaun dan riasan," kata Jolie dikutip dari E! News, Senin (12/2).

Ibu dari enam anak ini menyatakan jika dia mendorong anaknya untuk berpikir lebih jauh agar bisa menolong banyak orang. Anak-anaknya, terutama perempuan, harus dapat mengenali diri dan mengenali sisi mana yang menarik untuknya agar bisa berpendapat dan membantu orang lain.

Ketika artis itu masih muda, Jolie mengaku memang anti-politik. Penasaran dengan isu hak asasi manusia, membuatnya mulai bertemu dengan para pengungsi dan orang-orang yang selamat di seluruh dunia. Jolie pun mengakui sangat ingin sekali belajar tentang banyak hal.

Untuk menyuarakan masalah kemanusiaan, Jolie memahami jika berbicara tidak cukup. Dia harus terjun langsung melihat keadaan, termasuk ke tempat pengungsian, dan dia pun tidak lupa membawa anaknya untuk ikut terlibat dan merasakan langsung.

"Saya juga memiliki ide romantis ini, saya akan mendapatkan sepatu bot dan menjadi seorang aktivis kemanusiaan, namun pada titik tertentu, Anda menyadari itu tidak cukup, Anda harus menemukan akar masalahnya. Dan itu, sering kali, membawa Anda kembali," kata Jolie.

Saat ini, pemeran Salt itu dipercaya sebagai utusan khusus untuk Komisaris Tinggi Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Salah satu isu yang mendapatkan sorotannya merupakan isu kekerasan seksual yang sering kali dianggap tabu di beberapa negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement