Kamis 22 May 2025 10:03 WIB

Momen Haru di Cannes 2025: Angelina Jolie Kenang Jurnalis Gaza Fatima Hassouna

Jurnalis Gaza Fatima Hassouna kehilangan nyawa di tengah serangan Israel.

Angelina Jolie. Jolie mengenang dan menghormati para seniman, termasuk jurnalis Palestina Fatima Hassouna di Festival Film Cannes.
Foto: EPA
Angelina Jolie. Jolie mengenang dan menghormati para seniman, termasuk jurnalis Palestina Fatima Hassouna di Festival Film Cannes.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam perayaan sinema global Festival Film Cannes 2025, aktris Angelina Jolie menggaungkan pesan kemanusiaan. Di tengah momen penyerahan Trophee Chopard kepada bintang-bintang muda seperti Marie Colomb dan Finn Bennett, Jolie menggunakan platform internasional tersebut untuk mengenang dan menghormati para seniman, termasuk jurnalis Palestina Fatima Hassouna, yang telah kehilangan nyawa mereka di tengah konflik global.

Dilansir laman Arab News pada Kamis (22/5/2025), kehadiran Jolie di Cannes pada 19 Mei 2025 menjadi lebih dari sekadar penampilan seorang aktris. Ini adalah pernyataan yang mendalam tentang kekuatan sinema sebagai alat untuk empati dan pemahaman, terutama pada masa-masa penuh gejolak.

Baca Juga

Dalam pidatonya, Jolie menyampaikan pandangannya tentang betapa sinema internasional mampu membawa penonton ke berbagai belahan dunia, ke dalam momen-momen pribadi, bahkan ke medan perang sekalipun. Baginya, ini adalah jembatan yang menghubungkan manusia dan membangun empati.

“Saya mencintai sinema internasional. Kita dibawa ke negeri lain, ke dalam momen-momen pribadi, bahkan di medan perang, kita terhubung dan kita berempati. Segala sesuatu yang memungkinkan sinema internasional lebih mudah diakses adalah hal yang perlu dan disambut baik," kata dia.

Pidato Jolie tidak berhenti pada idealisme sinema. Ia dengan tegas menyoroti realitas suram yang dihadapi oleh banyak seniman di seluruh dunia.

Dengan nada yang penuh kesadaran dan keprihatinan, Jolie melanjutkan, “Dan tidak ada di antara kita yang naif. Kita tahu bahwa banyak seniman di seluruh dunia kekurangan kebebasan dan keamanan untuk menceritakan kisah mereka, dan banyak yang telah kehilangan nyawa mereka seperti Fatima Hassouna, yang terbunuh di Gaza, Shaden Gardood yang terbunuh di Sudan, dan Victoria Amelina yang terbunuh di Ukraina, serta begitu banyak seniman luar biasa lainnya yang seharusnya bersama kita sekarang," ujarnya.

Penyebutan nama Fatima Hassouna secara spesifik, seorang jurnalis yang tewas di Gaza, memiliki resonansi yang sangat kuat. Ini bukan sekadar nama acak, melainkan sebuah pengakuan langsung terhadap risiko ekstrem yang dihadapi oleh jurnalis dan seniman di zona konflik.

Gaza, sebagai wilayah yang terus-menerus dilanda kekerasan, telah menjadi lokasi di mana banyak jurnalis dan pekerja media menjadi korban. Dengan menyebut nama Hassouna, Jolie secara implisit menyoroti dampak mengerikan dari konflik terhadap individu-individu yang berani menyuarakan kebenaran dan berbagi kisah dari garis depan.

Penghargaan khusus yang diberikan Jolie melalui pengenangan ini melampaui seremoni formal. Ini adalah bentuk solidaritas yang tulus dari seorang tokoh global dengan para seniman dan jurnalis yang berjuang, atau bahkan kehilangan nyawa, demi kebebasan berekspresi dan penyampaian informasi.

Ia menegaskan bahwa kematian mereka bukan hal yang bisa diabaikan, melainkan sebuah kerugian besar bagi kemanusiaan dan bagi kemampuan kolektif kita untuk memahami dunia. “Kita berutang budi kepada semua orang yang mempertaruhkan hidup mereka dan berbagi cerita serta pengalaman mereka, karena mereka telah membantu kita belajar dan dan berkembang,” ujar Jolie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement