Jumat 17 Nov 2017 04:03 WIB

Makan dengan Cepat Sebabkan Obesitas

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Winda Destiana Putri
Makan sendiri. Ilustrasi
Foto: Mother Nature Network
Makan sendiri. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Sebuah penelitian di America Heart Association Scientific Session mengungkapkan, orang yang makan dengan lambat cenderung memiliki risiko lebih rendah mengalami gangguan metabolisme, dibanding orang yang makan dengan cepat. Gangguan metabolisme ini dapat menjadi prakondisi munculnya stroke, penyakit jantung, dan diabetes.

Penelitian awal ini pun sejalan dengan studi di Jepang pada 2008 silam. Penelitian yang dipimpin ahli Cardiologist dari Universitas Hiroshima, Takayuki Yamaji, itu melakukan survey terhadap 1000 orang dewasa di Jepang. Mereka diminta untuk menilai kecepatan makan mereka, apakah lamban, sedang, atau cepat. 

Kemudian kondisi kesehatan metabolisme para responden tersebut akan dipantau selama lima tahun. Hasilnya, 84 orang didiagnosis mengalami gangguan fungsi metabolisme dalam lima tahun tersebut, dengan mengaitkan hubungan antara kecepatan makan dengan perkembangan munculnya gangguan tersebut. Kondisi ini menimpa 11,6 persen di kategori orang yang makan dengan cepat, 6,5 persen di orang yang normal, dan 2,3 persen dalam orang-orang yang makan dengan lambat.

Orang yang makan dengan cepat juga cenderung memiliki berat badan berlebih, lingkar pinggang yang besar, dan tingkat gula yang tinggi. Menurut Juru Bicara America Heart Society, Nieca Goldberg, hasil penelitian tersebut semakin mendukung penelitian-penelitian sebelumnya, yang memang menyebutkan adanya hubungan kecepatan makan dengan penambahan berat badan dan masalah-masalah kesehatan lainnya.

''Jika Anda makan dengan cepat, maka Anda akan makan lebih banyak. Anda tidak tahu apa saja yang telah Anda makan. Saat Anda makan dengan lamban, Anda akan lebih tahu soal apa yang Anda makan. Selain itu, Anda dapat mengunyah makanan dengan benar dan memperlambat pencernaan,'' kata Goldberg seperti dikutip Time.

Goldberg menambahkan, waktu makan yang ideal mencapai 30 menit dalam sekali makan. Goldberg pun tidak menyarankan, makan sambil bekerja. 

''Makanlah dalam situasi yang kondusif untuk makan, seperti di meja makan ataupun restoran. Anda sebaiknya tidak makan sembari bekerja. Lebih baik makan setengah jam, ketimbang 10 menit tapi sambil menjawab email Anda,'' tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement