Senin 30 Oct 2017 08:00 WIB

Wisata Halal Sumbar: Integrasi Kuliner, Kultur, dan Keelokan Alam

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Agus Yulianto
Danau Maninjau
Foto: dok Bango
Ada beragam menu berbahan daging selain rendang dan semur yang bisa dipilih untuk Idul Adha.

Pasar yang luas

Catatan Pemprov Sumatra Barat, sebetulnya Sumbar memiliki pangsa pasar turis Muslim yang cukup besar. Kepala Dinas Pariwisata Sumatra Barat Oni Yulfian menyebutkan bahwa 74,37 persen dari total wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Sumbar berasal dari Malaysia, negara tetangga yang juga memiliki penduduk Muslim dalam jumlah besar. Sementara itu, 77,68 persen wisatawan asing juga beragama Islam.

Dari nilai ekonomi, Indonesia memiliki potensi untuk merebut pasar traveller Muslim yang setiap tahun terus meningkat. Tahun 2020 mendatang, diperkirakan terdapat 150 juta wisatawan Muslim yang melancong di seluruh destinasi wisata halal dunia. Indonesia, melalui Sumbar, NTB, Aceh, dan destinasi wisata halal lainnya berpotensi menikmati perputaran ekonomi hingga 200 miliar dolar AS.

Pemerintah provinsi Sumatra Barat sendiri kini sedang melengkapi kriteria umum wisata halal yakni hotel yang ramah untuk wisatawan Muslim, restoran halal bersertifikat, paket wisata halal, obyek wisata bertemakan keluarga, dan kemudahan sarana beribadah untuk umat Muslim.

Oktober 2017 ini Pemerintah Provinsi Sumatra Barat membentuk Tim Terpadu Pengembangan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat. Tim ini nantinya bakal melakukan pendataan yang akurat terkait pengembangan pariwisata di setiap kabupaten/kota, termasuk soal letak lokasinya apakah masih di hutan lindung atau tidak. Tugas lain dari tim tersebut adalah melakukan promosi wisata yang masif.

Ketua Association of the Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) Sumatera Barat (Sumbar) Ian Hanafiah menyatakan, salah satu kelemahan Indonesia, untuk memajukan wisata halal adalah seringnya meremehkan sertifikat halal karena dengan jumlah penduduk mayoritas Muslim, mereka merasa tidak memerlukan sertifikat itu. Padahal sangat penting bila ingin menggarap sektor ini secara profesional.

"Misalnya orang bilang bisa setir mobil, tentu kita tanya punya SIM (Surat Izin Mengemudi) tidak?" ujar Ian. Maka, kini berkat dukungan pemerintah Sumbar yang berkomitmen memberikan subsidi kepada berbagai perusahaan untuk mendapatkan sertifikasi Halal, Sumbar pun mulai berbenah.

Ditargetkan, tahun ini ada 30 perusahaan yang akan mendapat sertifikat halal, nantinya akan terus bertambah secara bertahap. Ia mengungkapkan, sampai sekarang hotel dan restoran yang memegang sertifikat halal belum mencapai 100. Meski begitu, dirinya menegaskan, Sumbar sudah layak dijadikan destinasi bagi para wisatawan mancanegara (wisman) Muslim. Apalagi Sumbar sudah menyabet empat kategori dalam ajang World Halal Tourism Award 2016, di antaranya Best World Halal Culinary dan Best Halal Destination.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement