REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan bedak bayi sampai saat ini masih menimbulkan kebimbangan terutama di kalangan para orang tua. Sebagian berpendapat tidak masalah menggunakan bedak tabur kepada bayi. Namun sebagian lainnya memilih untuk tak menggunakan bedak sama sekali untuk bayi-bayinya.
Dokter spesialis anak asal Perancis, Jerome Valleteau de Moulliac, mencoba meluruskan persepsi para orang tua. Ditemui dalam sebuah acara di Jakarta, Rabu (13/9), Moulliac mengatakan sebaiknya bedak jangan ditaburkan pada lipatan-lipatan di kulit bayi. Seperti pada lipatan pantat atau paha.
"Bedak akan terakumulasi di daerah lipatan sehingga jika bayi berkeringat maka bisa menyebabkan infeksi pada kulit mereka yang masih sensitif," ujar pria yang sudah 44 tahun berpengalaman sebagai dokter anak ini.
Menurutnya bedak hanya boleh ditaburkan pada tubuh bayi yang tidak memiliki lipatan. "Tidak ada aturan tertulis yang melarang tapi kami, dokter-dokter anak di Eropa, sepakat bahwa itu tidak boleh dilakukan," imbuhnya.
Pada saat kulit bayi basah, biasanya orang tua juga tergiur untuk menaburkan bedak agar kulitnya cepat kering dan berbau harum. Moulliac juga tidak menganjurkan metode ini. Lebih baik bedak bayi ditaburkan jika kulit anak sudah benar-benar kering.
Moulliac juga menyoroti berbagai macam penyakit kulit dan iritasi yang umum diderita bayi. Ia mengatakan untuk bayi yang tinggal di negara tropis dengan panas matahari menyengat seperti Indonesia sebaiknya jangan terlalu sering terpapar sinar matahari. "Sebelum anak berusia dua tahun saya sarankan jangan terlalu lama berada di bawah sinar matahari karena lapisan kulitnya masih tipis," ungkap Moulliac.