Kamis 03 Aug 2017 15:01 WIB

5 Karya Sorotan Utama dari Pameran Lukisan Istana Presiden

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Indira Rezkisari
Pengunjung menyaksikan karya lukisan yang ditampilkan pada Pameran Lukisan Koleksi Istana Kepresidenan bertajuk Senandung Ibu Pertiwi di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (31/7). Pameran lukisan Senandung Ibu Pertiwi merupakan salah satu kegiatan rangkaian Peringatan Bulan Kemerdekaan HUT ke-72 RI.
Foto: Antara
Pengunjung menyaksikan karya lukisan yang ditampilkan pada Pameran Lukisan Koleksi Istana Kepresidenan bertajuk Senandung Ibu Pertiwi di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (31/7). Pameran lukisan Senandung Ibu Pertiwi merupakan salah satu kegiatan rangkaian Peringatan Bulan Kemerdekaan HUT ke-72 RI.

REPUBLIKA.CO.ID, Pameran Lukisan Koleksi Istana Kepresidenan RI menyajikan 48 karya dari 41 perupa. Karya-karya tersebut merupakan koleksi terpilih dari pelukis besar dari dalam dan luar negeri. Anggota tim kurator pameran Mikke Susanto mencatat lima lukisan layak menjadi sorotan utama dari pameran tersebut.

Harimau Minum karya Raden Saleh

Lukisan tersebut dipilih karena sesuai dengan tema ibu pertiwi dan pesan untuk menjaga kelestarian alam. Mikke mengaku, banyak binatang yang kini menjadi langka dan hampir punah. "Harimau adalah salah satunya dan belum tentu anak cucu kita bisa melihat harimau nanti," kata Mikke.

Ia mengaku, pesan itu muncul dari lukisan tersebut terutama karena harimau itu tergambar sendirian dan menyepi di tengah hutan. Lukisan itu dibuat pada 1863. Lukisan tersebut merupakan karya tertua yang dipamerkan dalam pameran kali ini.

Pantai Flores karya Basoeki Abdullah

Mikke menjelaskan, lukisan ini lahir berawal dari lukisan cat air Sukarno ketika diasingkan di Ende, Flores. Ketika Sukarno kembali ke Jakartapada 1942, ia meminta kepada Basoeki untuk melukisnya dengan lebih baik dan lebih besar. Lukisan itu kemudian diletakkan di Istana Merdeka.

Nyai Roro Kidul karya Basoeki Abdullah

Mikke menjelaskan, lukisan Basoeki itu menyiratkan laut sebagai ekosistem yang kompleks. Selain itu, lukisan tersebut juga menggambarkan Indonesia yang kaya dengan kisah-kisah mitologis. Karya yang dipamerkan adalah lukisan asli Basoeki. Meski begitu, karya ini kerap dipalsukan di luar istana.

Lelang Ikan karya Itji Tarmizi

Mikke mengaku, lukisan Itji memiliki pesan yang kuat. Lukisan ini menggambarkan realitas sosial kehidupan rakyat kecil di wilayah pesisir. "Bisa dilihat dinamisnya rakyat jelata yang ditekan oleh para tengkulak ikan. Di sisi lain ia juga harus membela diri dan menjual ikan dengan harga yang baik guna menghidupi keluarga," ujar Mikke. Menurut Mikke, karya ini merupakan karya monumental dari Itji Tarmizi.

Tari Redjang karya Theo Meier

Mikke mengaku, ekspresi Theo Meier dalam menggambarkan Tari Redjang sangat kuat. "Ekspresinya bebas liar tapi memunculkan gerak tari yang luar biasa. Dia tidak menggambarkannya dengan gaya pelukis Indonesia," ujar Mikke.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement