Selasa 02 Aug 2016 08:05 WIB

Pameran Goresan Perjuangan Ajak Lihat Koleksi Terbanyak Soekarno

Pengunjung memperhatikan lukisan koleksi istana di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (1/8). Pameran bertajuk 17|71 Goresan Juang Kemerdekaan itu menampilkan 28 lukisan koleksi Istana di Indonesia berlangsung dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-71.
Foto: Antara
Pengunjung memperhatikan lukisan koleksi istana di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (1/8). Pameran bertajuk 17|71 Goresan Juang Kemerdekaan itu menampilkan 28 lukisan koleksi Istana di Indonesia berlangsung dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-71.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pameran Goresan Perjuangan dibuka secara resmi sejak kemarin (1/8). Lewat ajang ini pengunjung Galeri Nasional diajak melihat koleksi lukisan para presiden Indonesia.

Lukisan yang paling banyak dipamerkan, diantaranya, adalah karya maestro Basoeki Abdullah. "Ada sekitar 200 lukisan Basoeki Abdullah di Istana dan lukisan dia yang terbanyak dimiliki Soekarno," kata Kurator Pameran "Goresan Juang Kemerdekaan" Mikke Susanto di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (1/8).

Sementara itu lukisan Dullah berada di urutan kedua, yaitu sebanyak 80 lukisan.

Basoeki Abdullah terkenal sebagai pelukis potret perempuan, pemandangan alam, dan juga bunga, namun menurut Mikke, Basoeki punya tema lain seperti tema perjuangan yang tidak dijual sembarang.

"Basoeki memang terkenal banyak melukis perempuan, tapi kalau kita lihat di istana dia juga banyak melukis potret pahlawan," kata Mikke. Salah satu lukisan Basoeki Abdullah yang dipamerkan di perhelatan "Goresan Juang Kemerdekaan" yang berlangsung sepanjang Agustus tersebut adalah "Pangeran Dipenogoro Memimpin Perang".

Lukisan tersebut dikerjakaan pada saat Basoeki Abdullah di Belanda, bertepatan dengan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. Selain "Pangeran Dipenogoro Memimpin Perang", dia juga menggambar "Potret Hatta", "Potret Ibu Rahmi Hatta", "Potret Mr. Mohammad Roem" dan "Potret Sultan Hamid II".

Basoeki Abdullah termasuk orang yang kerap berhubungan secara spiritual termasuk dalam mengerjakan lukisannya. Menurut Basoeki, wajah Diponegoro dalam lukisan tersebut digambar berdasarkan petunjuk dari "penguasa Laut Selatan", Nyai Roro Kidul. Lukisan tersebut diberikan kepada Presiden Sukarno antara tahun 1950-1955, dikutip dari Antaranews.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement