REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Selama ini makanan yang bersantan, gorengan, dan makanan pedas jarang diberikan pada bayi dan anak-anak. Dokter Spesialis Anak, Sub Spesialisasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik, Dr dr Damayanti R Sjarif SpA(K) mengatakan makanan anak perlu mengandung karbohidrat, protein dan lemak.
"Kenapa harus ada lemak? Karena otak bayi 85 persen terdiri dari lemak. ASI ibu saja terdiri dari 60 persen adalah lemak, karena dia membentuk otak. Nah kalau ASI nya mulai turun tentu dia mendapatkannya dari makanan. Makanannya juga harus ada lemaknya," katanya, Senin (31/7).
Salah satu sumber lemak adalah santan. Santan bisa dicampur dengan nasi agar kalorinya lebih tinggi. Para ibu pun bisa melengkapinya dengan protein lengkap.
"Jadi tidak ada masalah makanan berlemak," katanya.
Ia mengakui selama ini masyarakat tidak memasukan santan dalam menu MP-ASI. Padahal, santan tidak dilarang dan bisa diolah menjadi gulai atau opor ayam.
"Makanan jenis ini bisa diberikan pada bayi, hanya saja harus diperhatikan teksturnya. Opor ayam tersebut sebelum diberikan pada anak, harus diblender atau lumatkan terlebih dahulu. Teksturnya itu hanya waktu awal. Tak perlu menunggu enam bulan, minggu depan teksturnya lebih kasar," katanya.
Bukan hanya santan, bayi juga boleh mengonsumsi makanan yang digoreng dengan catatan gorengan yang dimasak sendiri. Bahan makanan untuk bayi yang bisa digoreng adalah hati ayam.