REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsumsi gorengan sering kali dikaitkan dengan risiko berbagai penyakit. Namun ternyata, jika diolah dengan cara yang tepat, gorengan tetap bisa dinikmati tanpa harus "mengorbankan" kesehatan tubuh.
Pakar gizi dari IPB University, dr Karina Rahmadia Ekawidyani, mengatakan bahwa ada beberapa cara untuk membuat gorengan lebih sehat, di antaranya adalah memilih minyak yang lebih sehat seperti minyak kelapa atau zaitun, menghindari teknik deep frying, menggunakan air fryer, dan mengganti tepung terigu dengan tepung non-gluten seperti tepung beras atau jagung.
la juga menyarankan untuk meniriskan gorengan di atas rak pendingin atau dengan tisu dapur, serta menghindari penggunaan minyak goreng secara berulang. Selain itu, menjaga suhu minyak tetap pada kisaran ideal 175-190 derajat Celsius dapat membantu mencegah makanan menyerap terlalu banyak minyak.
"Potonglah makanan dalam ukuran kecil agar cepat matang dan tidak menyerap banyak minyak," kata dr Karina dalam keterangan tertulis, dikutip pada Selasa (1/7/2026).
Meski ada cara untuk membuat gorengan lebih sehat, dr Karina tetap mengingatkan pentingnya membatasi konsumsi. Pasalnya, gorengan mengandung lemak jenuh dan lemak trans dalam kadar tinggi yang berbahaya jika dikonsumsi berlebihan.
"Dampak jangka pendeknya bisa berupa gangguan pencernaan seperti perut kembung dan naiknya asam lambung. Jangka panjangnya lebih serius: obesitas, penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, hingga kanker," kata dia.
Menurut rekomendasi World Health Organization (WHO), asupan lemak jenuh sebaiknya tidak melebihi 10 persen dari total energi harian, dan lemak trans di bawah 1 persen. Gorengan sudah lama menjadi bagian dari budaya makan masyarakat Indonesia. Selain rasanya yang gurih dan renyah, harganya juga terjangkau dan mudah ditemukan. Akses terhadap minyak goreng yang melimpah juga turut mendorong tingginya konsumsi.
Dr Karina juga menekankan pentingnya pendekatan edukatif, terutama untuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjual gorengan. Menurutnya, UMKM dapat diberdayakan untuk menghasilkan produk yang lebih sehat tanpa mengorbankan cita rasa.
"UMKM bisa dilatih untuk menjaga kualitas bahan dan kebersihan proses produksi. Sementara konsumen juga harus mulai diedukasi agar tidak berlebihan dalam mengonsumsi gorengan dan mulai memilih alternatif yang lebih baik," kata dia.