Sabtu 13 May 2017 20:07 WIB

Guy Ritchie Dikritik Karena Bermain Buruk di King Arthur

Rep: Sri Handayani/ Red: Winda Destiana Putri
Cuplikan film King Arthur: The Legend of the Sword
Foto: Youtube
Cuplikan film King Arthur: The Legend of the Sword

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ahli memberikan jempol ke bawah bagi pemeran film King Arthur, Guy Ritchie. Ia dianggap melakukan kesalahan sejarah. Mereka sangat marah, karena film ini menampilkan karakter Vortigern, yang dimainkan Jude Law, yang hidup 100 tahun sebelum sang raja legendaris.

Mereka menyatakan kritik keras pada sutradara karena menceritakan Camelot di London pada abad ke-5 memiliki hubungan dengan Wales, Cornwall dan Inggris utara. Penulis Simon Keegan percaya bahwa Raja Arthur yang sebenarnya hidup dan memerintah wilayah yang kini disebut Yorkshire, membentang sampai ke Tembok Hadrian. Dia telah memelajari teks sejarah kuno dan percaya bahwa Camelot adalah benteng Romawi kuno yang disebut Camulod di Slack dekat Huddersfield, York Barat.

Kritik tersebut muncul beberapa hari setelah peran kameo David Beckham sebagai ksatria yang disebut Trigger dipaparkan secara luas. Pengguna Twitter Scott menyindir, "Siapa yang memberitahunya bahwa dia bisa akting? Mungkin orang yang memberi tahu Victoria bahwa dia bisa bernyanyi."

Sejarawan dari Manchester, Simon, 37, mengatakan, "Vortigern yang bersejarah hidup dari sekitar 420-460 SM sementara Arthur bersejarah berkembang di sekitar 520 SM.”

Ini sesuai dengan catatan awal dari Brittonum Historia dan Annales Cambrae. Ia juga mengkritik kostum yang digunakan, yang dianggap konyol. Pakaian Arthur dinilai mirip pilot tempur Perang Dunia I. "Dia lebih mirip Kapten Flashheart daripada King Arthur," kata dia.

Simon mengaku sangat menghargai keragaman dalam sebuah film. Namun, dalam sudut pandang sejarah, karakter yang bermain Kung Fu dalam King Arthur dinilai konyol.

Tak hanya sejarawan, the Arthurian Society juga memberikan komentar atas film tersebut. Simon Bryson mengatakan, "Pada dasarnya, itu hanya sebuah aksi OTT film, dimana sutradaranya cenderung tidak terlalu tertarik baik pada elemen Arthurian maupun pada fantasi."

Stuart Bull yang menghadiri pemutaran pratinjau film tersebut berkata, "Anda tahu berapa banyak film yang harus saya tonton? Dan ini adalah salah satu yang terburuk." Ritchie sepertinya tidak terpengaruh oleh kritik tersebut.

Dalam pemutaran perdana film London awal pekan ini, dia berkata, "Saya tidak berpikir orang lain pasti tertarik untuk menceritakan kembali kisah yang sama, asalkan Anda bisa berpegang pada esensi ceritanya. Setelah itu bagaimana membalutnya dalam bentuk yang menurut saya bisa diakses oleh khalayak kontemporer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement