REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Anak dari Rumah Sakit Bunda, Jakarta, dr Markus Danusantoso, SpA yang juga menjadi ELC Child Development Specialist mengatakan pola pengasuhan sangat penting dalam perkembangan sosial emosional anak. Apa pengaruhnya?
Ia menjelaskan dalam acara “Develop Social and Emotional Skills Through Playing” yang diselenggarakan Early Learning Centre (ELC), beberapa pola asuh orangtua. Pertama, orangtua yang menerapkan pola asuh otoritatif. Yakni, anak diminta selalu mengikuti mamanya, omongan mamanya, tidak boleh membantah. Dan dianggap pasti aman jika menuruti mama, pasti jadi orang pintar dan kaya nantinya. Anak dengan pola asuh seperti ini, akan memiliki regulasi diri yang baik, mempunyai percaya diri, dan mempunyai rasa ingin tahu.
Yang kedua pola pengasuhan permisif, yaitu pola pengasuhan yang membolehkan apapun yang anak inginkan. Orangtua berpikir dari pada anak menangis, lalu orangtua repot, kasihan, lebih baik dituruti saja. Anak seperti ini akan menjadi anak yang tidak respek pada orang lain, regulasi diri rendah.
Yang ketiga pola asuh uninvolved, misalnya saat anak menangis, maka dimarahin mertua dianggap tidak bisa mengurus anak. Anak juga tidak dilibatkan. Orangtua hanya memberikan opsi tapi anak tidak dilibatkan. Anak seperti ini memiliki regulasi diri yang rendah, rasa harga diri rendah, dan sulit dengan independensi.
Yang keempat pola asuh authoritarian yaitu anak dilibatkan dicontohkan diberikan contoh mainan baru. Dia bosan mainan itu, dia coba mainan baru. Tapi perlu waktu lama. Perlu kesabaran lebih. Anak ini hubungan dengan teman usia rendah dan kurang rasa ingin tahu.
Bermain dengan mainan ternyata bisa mendorong perkembangan sosial emosional anak. Hal ini dibenarkan oleh Vice President Mothercare dan ELC, Lina Paulina. Ia mengatakan ELC menyadari bahwa kemampuan sosial emosional anak bisa dilatih semenjak dini melalui beragam kegiatan, salah satunya adalah dengan bermain.
Mainan tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, namun dapat membantu anak mengeksplor bakat dan minat anak sekaligus mengembangkan berbagai kemampuan penting seperti motorik, sensorik, kreatifitas, serta kemampuan sosial emosional.
“Mainan penting untuk anak-anak, ELC menyadari perkmbangan sosial emosional bisa dikembangkan oleh mainan. Mainan bisa kembangkan minat dan pertumbuhan anak-anak, baik sensorik, motorik dan kreativitas anak-anak. Dari mainan anak bisa eksplor lebih,” ujarnya dalam acara “Develop Social and Emotional Skills Through Playing” yang diselenggarakan Early Learning Centre (ELC), sebagai penyedia mainan yang membantu perkembangan anak, di Jakarta, belum lama ini.
Marketing Manager ELC, Dini Naomi menambahkan mengasah kemampuan sosial emosional anak di masa emas perkembangan dan sesuai tahap perkembangannya sangatlah dianjurkan, oleh karena itu kebutuhannya harus dilengkapi seoptimal mungkin agar tidak ada satu tahapan pun yang terlewatkan.