Senin 08 May 2017 05:05 WIB

Trik Ajarkan Anak untuk Berhemat

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Indira Rezkisari
Anak belajar menabung
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Anak belajar menabung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Berhemat tidak hanya menjadi urusan orang-orang dewasa tapi anak-anak juga. Untuk itu, anak-anak perlu diajarkan bagaimana menghemat uang semenjak dini agar terbiasa hingga dewasa.

Pegiat Literasi Kabupaten Banyumas, Fajar Pujianto mengatakan, orangtua harus bisa memberikan batasan pemakaian uang. Jika hendak memberikan uang kepada anak, usahakan agar menggunakannya dalam beberapa kebutuhan. “Sebagai contoh, seorang anak diberi uang saku sebesar Rp 10 ribu untuk keperluan selama empat hari. Dengan begitu anak tersebut akan berpikir untuk menghematkan uangnya agar bisa sampai empat hari,” kata Fajar seperti dikutip laman sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id, Senin (8/5).

Orangtua juga tidak boleh lupa untuk mengajarkan anak menabung. Setelah anak diajarkan untuk menghemat uangnya, kini giliran mengajarkan cara menabung. Salah satu yang bisa dilakukan, yakni dengan cara menyisihkan uang sakunya untuk menabung.

Agar anak rajin dalam menabung, Fajar menyarankan, orangtua bisa memberi anak celengan yang unik atau sesuai dengan keinginan dan kesukaannya. Adapun cara yang lain dengan memberinya hadiah ketika si anak rajin membantu orangtua. Hal ini dapat dilakukan dengan syarat uang tersebut dimasukkan ke dalam celengan.

Ketiga, Fajar menyarankan, orangtua memberikan pengertian tentang kerja keras orangtua dalam mencari nafkah. Dengan cara seperti ini diharapkan anak menjadi luluh, tidak lagi merengek meminta sesuatu sesuai dengan keinginannya. Mereka menjadi tahu akan perjuangan orangtua dalam memenuhi kebutuhan keluarga.

Agar anak lebih paham dalam hal ini, maka carilah waktu senggang agar anak tersebut mampu menerimanya. Sampaikan dengan pelan agar anak mengerti bahwa uang yang dimiliki tidak didapatkan begitu saja.

Keempat, ajarkan untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Anak harus sudah mengerti tentang batasan-batasan pemakaian uangnya, giat dalam menabung dan mengerti tentang perjuangan orang tua dalam memberinya nafkah. Setelah itu, giliran mengajarkan mana yang menjadi keinginan dan mana yang menjadi kebutuhan.

Menurut Fajar, hal itu dapat dilakukan dengan mengajarkan anak agar membuat daftar kebutuhan yang harus terpenuhi. Ketika membuat daftar kebutuhan, cenderung anak tersebut menulis sesuai keinginannya. Maka itu, cobalah mendampingi mereka dalam mengurut daftar kebutuhan paling mendesak yang harus dibeli.

“Dengan cara seperti ini maka anak menjadi mengerti akan kebutuhan dan keinginan,” ujar Sekretaris Forum TBM Kabupaten Banyumas ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement