REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memantau tumbuh-kembang anak bisa dilakukan dengan pengukuran berat badan, panjang/tinggi badan dan lingkar kepala anak secara rutin sejak bayi. Pengukuran yang teratur juga dapat melindungi anak dari risiko malnutrisi. Sayangnya, beberapa kesalahan umum menyebabkan proses pengukurnan ini menunjukkan hasil yang keliru.
"Salah satu yang tidak boleh dilakukan menimbang bayi yang mengenakan popok," kata spesialis anak konsultan nutrisi dan peyakit metabolik dr Yoga Devaera SpA(K) dalam diskusi kesehatan Waspada Berat Badan Kurang demi Masa Depan si Kecil bersama Nutricia Sarihusada di D'LAB by SMDV, Jakarta.
Yoga mengatakan tak jarang bayi ditimbang saat masih mengenakan popok. Sebagai kompensasinya, hasil timbangan dikurangi perkiraan berat popok yaitu 100 gram. Padahal berat popok bayi sangat beragam, mulai dari 50-400 gram. Hal ini dapat membuat hasil timbangan berat badan bayi menjadi tidak akurat.
"Cara yang benar, buka semua baju dan popok. Bayinya dalam keadaan telanjang," tambah Yoga.
Kesalahan lain yang kerap dilakukan saat mengukur berat badan bayi ialah penggunaan timbangan biasa atau timbangan pegas. Yoga mengatakan kalibrasi dari timbangan pegas sangat dipertanyakan. Penggunaan timbangan pegas dapat menampilkan hasil berat badan bayi yang kurang tepat.
Dalam mengukur panjang bayi, kesalahan dapat terjadi jika pengukuran hanya dilakukan oleh satu orang. Yoga mengatakan diperlukan dua orang untuk bisa mengetahui panjang bayi yang akurat. Satu orang bertugas untuk memastikan kepala bayi berada pada sisi yang tak bergerak, satu ornag lain bertugas untuk meluruskan kaki bayi.
"(Karena belum bisa berdiri, diukur) Dalam posisi tidur," ungkap Yoga