Jumat 28 Apr 2017 08:15 WIB

Resiliensi Kunci Cegah Dampak Negatif Media Sosial ke Anak

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Media Sosial
Foto: pixabay
Ilustrasi Media Sosial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media sosial kini telah menjalar dan menjadi konsumsi bagi seluruh elemen masyarakat, termasuk anak-anak. Seiring berjalanya waktu, rupanya tak hanya menjadi sarana untuk berbagi tentang pemikiran positif eksistensi diri, namun juga dijadikan oleh oknum untuk menjadi media dalam menyebarkan konten-konten negatif.

Melihat fakta itu, Master Psikologi Forensik sekaligus Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak pada Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Reza Indragiri  Amriel mengatakan, salah satu kunci utama dalam mencegah dampak negatif dari konten media sosial adalah dengan meningkatkan resiliensi pada anak. "Keluarga memiliki peran penting dalam meningkatkan resiliensi ini," kata Reza usai menadi pemateri dalam seminar bertema 'We Say No to Child Phornography' di Jakarta beberapa waktu lalu.

Resiliensi  sendiri adalah sebuah kemampuan untuk tetap teguh dalam menghadapi situasi sulit atau saat menerima paparan hal yang negatif. Dengan kata lain, resiliensi juga dapat dikatakan sebagai sebuah sifat imun atau ketahanan secara psikis.

Menurutnya, jika sebuah keluarga dapat berhasil membangun sebuah resiliensi keluarga dan dapat meningkatkan resiliensi anak, maka meski seorang anak kerap terpapar dengan suguhan negatif baik melalui media sosial atau melalui media lainya, anak tersebut tidak akan terkena dampak negatif tersebut.

"Resiliensi ini terbukti dengan masih adanya anak Indonesia yang memiliki karakter dan prestasi yang baik. Itu artinya resiliensi berhasil menjadi tameng bagi mereka," ujar Reza. Jika tidak ada resiliensi, lanjut dia, maka bisa dipastikan seluruh anak di Indonesia menjadi anak yang tidak baik mengingat paparan negatif di berbagai media saat ini begitu marak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement