Senin 17 Apr 2017 01:39 WIB

Penelitian: Anak Bermain Gawai Cenderung Terganggu Tidur Malamnya

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Hazliansyah
Penggunaan gawai menjelang tidur justru membuat anak tidur lebih sedikit dan kelelahan di hari selanjutnya.
Foto: Dailymail
Penggunaan gawai menjelang tidur justru membuat anak tidur lebih sedikit dan kelelahan di hari selanjutnya.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dalam sebuah studi terbaru di Inggris, anak-anak yang bermain gawai selama siang hari cenderung terganggu tidur malamnya.

Studi yang dilakukan peneliti psikologi kognitif University of London, Tim Smith, melibatkan balita berusia antara enam bulan hingga tiga tahun.

Hasil penelitian yang diterbikan di jurnal Scientific Reports pekan ini menunjukkan, balita yang menghabiskan waktu lebih banyak menghabiskan waktu di depan gawai layar sentuh pada siang hari cenderung sulit tidur malam dibanding balita yang berinteraksi singkat dengan gawai, dilansir dari Live Science, pekan ini.

Dalam studi terbaru ini, para peneliti bertanya kepada lebih dari 700 keluarga di Inggris. Pertanyaan berkisar seputar frekuensi anak-anak dalam keluarga tersebut sehari. Peneliti juga bertanya tentang lama waktu tidur anak-anak keluarga responden.

Untuk balita usia 6-11 bulan rata-rata berinteraksi dengan gawai selama delapan menit, balita 12-18 bulan 19 menit, dan balita 19-25 bulan 12 menit. Makin lama interaksi dengan gawai layar sentuh, makin berkurang tidur balita karena gangguan sulit tidur.

Menurut studi ini, tiap penambahan satu jam interaksi, waktu tidur balita berkurang 15,6 menit. Meski begitu, peneliti tak menelaah mengapa penggunaan gawai layar sentuh mengganggu tidur balita.

Hal serupa juga terlihat pada anak-anak dan remaja. Hanya saja, kata Smith, pada remaja dan anak-anak, waktu tidur mereka berkurang karena mereka menggunakan gawai di jam tidur.

"Dibanding tidur, mereka menggunakan gawai saat harusnya tidur," kata Smith.

Kepada para orangtua, Smith menyarankan untuk membaca panduan yang diterbitkan American Academy of Pediatrics (AAP). AAP menyarankan orangtua untuk benar-benar membatasi interaksi anak-anak dengan gawai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement