REPUBLIKA.CO.ID, Menyambut senja, nampak wanita paruh baya, dengan senyum yang selalu mengembang di wajahnya menyambut setiap perempuan hamil yang datang. Meski tak lagi muda, wanita tersebut selalu sigap dan gagah melihat perempuan dengan perut besar datang ke kliniknya. Ia selalu menyambut dengan senyum hangat, ramah, dan tak lupa ia selalu mengelus perut perempuan hamil yang ia temui. Dengan penuh kelembuatan dan kasih sayang yang diberikan oleh wanita itu, rasa menyeramkan persalinan seolah sirna dengan mudahnya.
Bicaranya yang lembut, penuh dengan cinta, serta tatapan mata yang menghangatkan, menjadi penenang bagi setiap ibu hamil yang akan melahirkan di Yayasan Bumi Sehat. Dia berbicara mengenai persalinan lembut dengan bahasa medis yang sederhana, yang mudah dimengerti oleh setiap orang. Ia tak pernah menginginkan hal yang muluk-muluk, cukup membantu persalinan membuatnya bahagia.
Dia adalah Robin Lim. Wanita berusia 61 tahun itu kini mengabdikan dirinya di Desa Nyuh Kuning, Ubud, Bali sebagai bidan. Ia dan tim nya sudah bekerja di bidang kemanusiaan, khususnya menekan angka kematian ibu dan bayi di desa tersebut sejak tahun 2003. Kemudian hal itu berlanjut menjadi misi kemanusiaan saat tsunami melanda Aceh pada 2004 silam. Ibu Robin, biasa wanita ini dipanggil merasa terenyuh untuk membantu korban bencana alam tersebut dan mendirikan klinik Yayasan Bumi Sehat untuk yang pertama kalinya.
Fokus terhadap perempuan hamil dan bayi menjadi perhatian utama wanita yang memiliki delapan orang anak itu. Dengan teliti dan seksama, ia selalu memeriksakan pasiennya yang datang ke Yayasan Bumi Sehat, Bali. Memantau setiap perkembangan perempuan hamil dan kondisi janin yang dikandungnya. Bahkan, ia rela mengayuh sepeda antiknya sejauh mungkin demi menolong persalinan perempuan yang terkendala biaya. Semua yang ia berikan di Yayasan Bumi Sehat murni atas dasar kemanusiaan, tanpa imbalan apapun.
"Saya tergerak menjadi bidan, karena memiliki pengalaman buruk dengan medis. Adik perempuan saya meninggal karena dokter tidak memiliki waktu untuk menanganinya. Saat itu dia tengah hamil, dan ada sedikit masalah pada kandungannya. Dia pergi ke dokter, tetapi dokter hanya meminta dia kembali datang minggu depan. Malam itu juga, dia meninggal karena tidak diberi obat apapun," kata Ibu Robin dengan mata berkaca-kaca menceritakan awal mula dirinya menjadi bidan.
Dia melanjutkan, setelah peristiwa yang menimpa adiknya tersebut, diputuskan untuk kembali bersekolah untuk menjadi seorang bidan. Saat itu, ia sudah menetap di Ubud dan mengajar sebagai guru selama satu tahun. Setelah melahirkan anaknya secara alami di rumah, ia kembali bersekolah untuk mendapatkan sertifikat sebagai bidan. "Sebenarnya, saya tidak ingin orang tahu kalau saya ini bidan. Saya hanya fokus menolong perempuan menyelamatkan bayinya tanpa imbalan."
Tak heran, ketulusan cinta yang ia berikan pada setiap perempuan hamil yang ditemuinya, mampu menekan angka kematian ibu dan bayi. Bagi wanita berketurunan Amerika - Filipina ini, memberikan cinta kasih kepada keluarga adalah hal yang utama. Setelah mencintai keluarga secara penuh, Tuhan akan beri kemudahan di setiap profesi yang dijalankan manusia. Itu yang selalu ia pegang teguh. Mencintai keluarga, mencintai perempuan hamil dan bayi. "Kalau mau melindungi ibu pertiwi, Anda harus melindungi kelahiran. Kalau bayi lahir dengan trauma, dia sulit percaya pada dunia ini. Ini dinamakan konsep waktu. Jangan pernah Anda percaya dan senang begitu dokter bilang, 'Yang penting bayi selamat'. Salah! Bayi harus selamat tubuh dan hatinya. Agar kelak ia bisa hidup baik di dunia ini. Bisa melindungi keluarga, lingkungan sekitar dan dunia."
Ibu Robin adalah seorang bidan dan pendiri Yayasan Bumi Sehat, sebuah klinik kesehatan yang menawarkan perawatan prenatal gratis, layanan persalinan dan bantuan medis untuk siapa saja yang membutuhkannya. Dia dan timnya telah bekerja sejak tahun 2003 untuk memerangi tingkat kematian ibu dan bayi yang tinggi di Indonesia, dan pusat-pusat kelahiran di Bumi Sehat melayani banyak ibu-berisiko. Pada 2011 ia dianugerahi CNN Hero of the Year oleh jaringan berita CNN atas perannya dalam membantu ribuan perempuan berpenghasilan rendah di Indonesia dengan kehamilan yang sehat dan layanan lahir, juga membantu korban tsunami di Meulaboh Aceh Barat beberapa tahun lalu.
Penghargaan tersebut membuatnya membesarkan klinik Bumi Sehat di Ubud Bali agar terus mengampanyekan Gentle Birth kepada setiap orang. Saat ini, kondisi klinik Bumi Sehat di Ubud bali jauh lebih besar dan menjadi jauh lebih ramai. Siapapun datang untuk berobat, siapapun datang untuk memeriksakan kehamilan. Tidak hanya masyarakat Bali, ketulusan hati Ibu Robin dalam menyayangi setiap perempuan hamil dan bayi membuat hati masyarakat se-Indonesia tergetar dan berupaya datang bertemu dengannya. Lebih hebatnya lagi, Ibu Robin bersama dengan tim di Bumi Sehat tidak pernah memungut biaya sepeserpun kepada siapapun yang datang. Dengan hati terbuka, ia akan menyambut siapapun yang datang ke Bumi Sehat.