REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Cahaya pada gawai pada dasarnya bertujuan agar para pemakainya fokus. Namun di sisi lain, cahaya gawai justru bisa membuat penggunanya cepat lupa.
“Kalau keseringan, cahaya gawai bisa bikin cepat lupa, terutama pada anak,” kata psikolog anak dan keluarga, Rosdiana Setyaningrum saat diskusi “Cara Mendidik Anak di Era Globalisasi” di SDN Tanjung Duren 06, Jakarta.
Dampak positif gawai sebenarnya untuk memudahkan masyarakat dunia, terutama dalam mencari informasi. Gawai juga baik untuk anak dalam memperoleh materi pelajaran yang tidak didapatkan saat di sekolah.
Agar manfaat itu bisa tercapai, Rosdiana menyarankan, orangtua untuk meminta anak menerangkan hal yang diperoleh setiap kali menerima bahan pembelajaran dari gawainya. Jika sekedar melihat dan bermain gawai, ilmu yang didapatkannya akan menghilang secara cepat. Sebab, gawai pada dasarnya bisa membuat orang fokus dan sebaliknya.
Gawai juga membuat anak hanya dapat melakukan komunikasi satu arah. Anak menjadi terkesan pasif dan diam dalam menikmati tontonannya. Hal ini jelas akan mengakibatkan bahasa sang anak kurang berkembang. Mereka nantinya lebih suka meniru orang lain bicara mengingat selama ini dirinya hanya bertugas menjadi pendengar.
“Jadi susah diajak ngomong seperti saat orangtua tanya mengapa dia (anak) mau beli barang ini, dia biasanya jawabnya 'pingin saja'. Kalau seperti ini, dia sebenarnya bukan tidak tahu tapi memang tidak tahu harus jawab apa. Untuk itu, kitanya harus ajak anak diskusi,” terang dia.