REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Kate Winslet berdiri melawan intimidasi yang sering terjadi ketika masa kanak-kanak. Dia membuka memori masa lalu ketika menjadi korban perisakan (bullying).
"Saya telah diganggu di sekolah. Mereka memanggil saya gendut. Menggoda saya atas setiap tindakan. Mengunci saya di lemari dan menertawakan," kata peraih Piala Oscar ini, dikutip dari People, Rabu (29/3).
Winslet kerap diejek tentang bentuk tubuhnya. Dia pun dikatakan beruntung sebab masih dilibatkan dalam seni peran yang bisa menutupi kekurangannya yang dianggap memalukan.
Segala ejekan itu pernah meruntuhkan kepercayaan diri pemeran Titanic ini. Dia merasa berbeda dan tidak cocok dengan semua orang karena tubuhnya yang tidak sama.
Gara-gara tubuhnya yang besar, ia dulu hanya mendapatkan peran-peran aneh, seperti buaya, orang-orangan sawah,katak, atau peri jatah. Meski dengan peran-peran itu, Winslet kecil tidak putus asa dan membenci dunianya.
“Tapi itu tidak masalah. Saya masih menyukainya. Saya mencintai akting. Tidak peduli seberapa besar atau kecil bagian yang didapat. Saya ingin menjadi besar dan saya bertekad untuk terus belajar," kata pemeran The Dressmaker.
Melalui perjalanan yang tidak mudah dan penuh dengan dedikasi di bidang seni peran, Winslet akhirnya bisa menunjukkan kemampuannya dalam peran Rose di Titanic dan Kate di Reading yang mengangkat namanya. Melihat itu dia berharap anak muda berani untuk keluar dari wilayahnya dan melakukan apa yang mereka percayai untuk menjadi besar.