REPUBLIKA.CO.ID, -- Penyanyi pop dunia Madonna memberikan klarifikasi terkait pernyataanya saat turut serta dalam aksi "Women's March" di Washington, Sabtu (21/1) waktu setempat. Dalam aksi anti-Trump itu, Madonna yang naik ke atas panggung dalam sambutannya mengatakan ia terpikir untuk meledakkan Gedung Putih.
"Ya, saya telah terpikir untuk meledakkan Gedung Putih," ujar Madonna yang disambut histeria massa. "Tapi saya sadar bahwa hal itu tidak akan mengubah apa-apa. Kita tidak bisa jatuh dalam keputusasaan," ujar Madonna.
Sehari setelahnya, lewat akun instagram, Madonna memberi klarifikasi atas pernyataan tersebut. Dalam komentar panjang yang menyertai unggahan itu, ia mengatakan ucapannya saat aksi adalah sebuah metafora.
"Aksi kemarin adalah hal yang sangat luar biasa dan indah. Saya memilih cinta!! Apakah anda setuju denganku?"
"Saya datang dan menunjukkan untuk mengekspresikan diri dan itulah yang sebenarnya saya lakukan. Namun begitu saya ingin mengklarifikasi beberapa hal penting. Saya bukanlah orang yang suka kekerasan, saya tidak mempromosikan kekerasan dan penting bagi orang mendengar dan memahami pidato saya secara keseluruhan daripada mencerna hanya satu kalimat yang di luar konteks," tulis Madonna, dikutip dari Aceshowbiz, Selasa (24/1).
Ia mengatakan, apa yang diucapkannya adalah untuk mendorong perempuan dan semua orang yang termarjinalkan untuk tidak jatuh dalam keputusasaan.
"Saya tahu bahwa bertindak dengan kemarahan tidak akan menyelesaikan apa-apa. Satu-satunya cara untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik adalah melakukannya dengan cinta," kata dia.
Unggahan dan klarifikasi Madonna tersebut dikabarkan dilakukan setelah agen rahasia AS akan melakukan penyelidikan ucapan Madonna itu. Kendati demikian belum ada pernyataan resmi dari juru bicara resmi Secret Service AS.