Rabu 04 Jan 2017 06:11 WIB

Jangan Biasakan Anak Makan Sambil Bermain, Ini Alasannya

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
Anak makan
Foto: pixabay
Anak makan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang tua mencari sejumlah cara agar anak dapat makan tanpa rewel. Beberapa di antaranya seperti sambil main, sambil jalan-jalan hingga memberikan mainan atau gawai.

Meski dianggap cukup efektif, cara tersebut tidak baik dilakukan secara terus-menerus. Dalam jangka panjang, cara tersebut malah membuat anak tambah susah makan. “Saat anak diajak melakukan aktivitas lain selagi makan, secara tidak sadar hal itu justru akan semakin membuat anak susah makan,” kata  Psikolog anak dan keluarga dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Anna Surti  Ariani seperti dikutip laman Sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id, Rabu (4/1).

Dengan mengajak anak berjalan-jalan atau sambil bermain, ini justru membuat anak tidak sadar bahwa dia sebenarnya sedang makan. Anak pun tidak dapat menikmati makanan dengan baik. Kebiasaan ini juga mampu membuat anak sulit berkonsentrasi. Padahal, salah satu trik besar untuk mengajarkan konsentrasi dan fokus pada anak-anak, yakni saat makan.

Sebagaimana diketahui, anak setidaknya akan makan tiga kali dalam sehari. Sebagai orang tua, waktu tersebut seharusnya menjadi kesempatan besar untuk mengembangkan beragam hal melalui proses makan. Salah satunya seperti pembentukan kepribadian dan kecerdasan dengan bertanya soal warna atau jumlah potongan sayur yang dimakan sang anak.

Cara lain yang disarankan, yakni melatih konsentrasi anak seperti bertanya soal rasa makanan. Ketika sang anak menyuap satu sendok makanan ke mulutnya, orang tua bisa memperhatikan lauk apa saja yang dimakan, “Nah, setelah makan, tanyakan pada si anak, coba rasakan atau temukan kentang di mulutmu? Coba temukan wortel di mulutmu?".  Dengan begitu, anak dapat membedakan antara wortel dan kentang.

Selain itu, orang tua dapat melakukan negosiasi dengan anak. Contoh, dia melanjutkan, dalam satu kali makan, anak maksimal hanya dapat menikmati lima kali jalan-jalan. "Kalau sudah habis (jatah jalan-jalannya), dia tidak bisa jalan-jalan kecuali makanannya habis. Lama-lama, jumlah itu dikurangi menjadi dua kali, dan akhirnya sampai pada tahap tidak boleh makan sambil jalan-jalan," katanya.

Di samping melatih konsentrasi, proses makan juga bisa digunakan untuk meningkatkan interaksi sosial anak. Hal ini dapat dilihat ketika mereka makan bersama-sama. Di sini anak diajarkan bahwa saat makan itu ada etikanya seperti tidak mengambil makan terlalu banyak.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement