REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk menjadi cantik, banyak cara dilakukan para wanita. Salah satunya dengan bedah plastik.
Bedah plastik yang paling digemari masyarakat dunia termasuk Indonesia adalah operasi untuk merubah bentuk hidung atau dalam bahasa kedokterannya disebut rhinoplasty.
"Bentuk hidung bervariasi, dari bentuk kemancungan, cupingnya maupun lubang hidungnya. Nah operasi ini bisa mengubah bentuk hidung seperti yang diinginkan," ujar dr Sidik Setiamihardja, SpB, SpBP, dari Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Bina Estetika, Menteng, Jakarta Pusat.
Di Amerika Serikat saja, pada tahun 2011 tercatat ada sebanyak 244 ribu rhinoplasty dilakukan. Tidak mengherankan memang, karena hidung merupakan bagian terdepan wajah yang tentu sangat memengaruhi tampilan seseorang secara menyeluruh.
“Rhinoplasty merupakan tindakan bedah rekonstruksi yang dilakukan untuk memperbaiki bentuk estetik dan fungsi hidung,” ujarnya. Bentuk estetik umumnya untuk memancungkan hidung, sedangkan fungsi hidung misalnya memperbaiki fungsi pernapasan.
Secara anatomis, hidung tersusun dari tulang, tulang rawan, dan kulit. Dalam melakukan prosedur rhinoplasty untuk tujuan estetik, dokter dapat memodifikasi satu atau seluruh bagian hidung. “Sebelum melakukan tindakan rhinoplasty, dokter terlebih dahulu mempertimbangkan fitur wajah pasiennya sehingga mendapatkan bentuk yang benar-benar diinginkan si empunya hidung. Hal ini akan menentukan teknik apa yang akan digunakan,” ujarnya.
Informed consent penting dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri baik dari sisi pasien maupun dokter dalam melakukan tindakan. Dalam informed consent, dokter dapat menginformasikan tindakan apa saja yang dilakukan, lamanya tindakan operasi hingga pada tahap pemulihan paska operasi, risiko tindakan, dan komplikasi yang mungkin terjadi.
Foto hidung sebelum operasi sangat penting dilakukan. Sebelum operasi dilakukan pasien difoto dari arah depan, arah miring kiri dan kanan, samping kiri dan kanan, dan dari bawah. Pengambilan gambar ini bertujuan untuk menilai simetrisitas, porporsi hidung, melihat ada tidaknya kelainan, menentukan teknik operasi, dan lain-lain.
Biaya yang ditawarkan untuk prosedur rhinoplasty cukup bervariasi, bergantung pada teknik operasi, biaya alat dan fasilitas rumah sakit, serta jenis obat yang digunakan pasien. Penggunaan material tambahan (implan) untuk membentuk hidung, umumnya menggunakan bahan sintetik atau diambil dari bagian tubuh pasien. Bahan sintetik yang digunakan sebagai implan terbuat dari silikon padat yang dapat dibentuk.
Sementara bahan tambahan yang diambil dari tubuh pasien umumnya menggunakan tulang rawan telinga atau tulang iga pasien. “RSKB Bina Estetika, mengombinasikan kedua bahan tersebut. Yang menjadikan hidung tampak lebih alami,” ujarnya.