Senin 26 Sep 2016 09:49 WIB

Kim-Kanye Buat Pariwisata Islandia Kembali Dilirik

Rep: Gita Amanda/ Red: Indira Rezkisari
Pemandangan di Islandia.
Foto: EPA
Pemandangan di Islandia.

REPUBLIKA.CO.ID, REYKJAVIK -- April lalu, Kim Kardashian dan Kanye West mengunjungi sebuah hotel terpencil di Islandia. Lawatan tersebut melemparkan sorotan mengenai pariawisata di negara tersebut.

Penasihat perdana menteri selama krisis keuangan yang kini merupakan pemilik restoran di Reykjavik, Tryggvi Thor Herbertsson, mengatakan pariwisata merupakan salah satu sektor paling menjanjikan di Islandia hari ini. Gelombang wisatawan ingin menjelajahi gletser, gunung berapi bahkan kehidupan malam Reykjavik.

Herbertsson mengatakan ia tak terlalu khawatir mengenai penurunan pariwisata. Tapi ia mengakui hal itu mungkin terjadi.

"Jika itu terjadi, hal itu akan terjadi. Tetapi jika Anda melihat ini dalam dua tiga tahun ke depan, ini adalah taruhan yang baik," kata mantan bankir dan anggota parlemen tersebut seperti dilansir Malay Mail Online.

Prospek pariwisata saat ini di Islandia menunjukkan sisi terang. Jumlah pengunjung tahun ini diperkirakan akan tumbuh hampir 40 persen dari rekor 1,3 juta kedatangan tahun lalu. Islandsbanki yang merupakan bank terbesar kedua di pulau itu memperkiraan pada 2017, akan ada peningkatan lain sekitar 35 persen. Mereka melihat wisatawan akan melebihi jumlah penduduk setempat yang berjumlah 330 ribu dengan perbandingan tujuh banding satu.

Namun pasar di Reykjavik saat ini juga mendekati kejenuhan. Industri pariwisata bergerak jauh ke padang gurun tak tersentuh Islandia. Salah satu proyek yang lebih spektakuler adalah terowongan 500 meter yang digali melalui Langjokull Glacier.

Dibuka pada Juni 2015, proyek investasi 500 juta kronur ini menarik 22 ribu wisatawan selama tujuh bulan pertama dibuka. "Tahun ini kami memprediksi sekitar 40 ribu pengunjung," kata Direktur Glacier Sigurdur Skarphedinsson.

 

Kunjungan Kim dan Kanye West pada April lalu menyoroti Hotel Ranga di wilayah Eyjafjallajokull Vulcano di Islandia. Berdasarkah hal tersebut Helgi Juliusson yang mengoperasikan Icelandic Tourism Fund melihat banyaknya peluang, investasi  mengingat industri ini masih cukup terfragmantasi.

Juliusson mengatakan perusahaannya telah membeli saham di Borea Adventures yang menawarkan ski dan petualangan dengan kayak di laut Islandia dan Galcier. Namun Juliusson berharap adanya merger dan akuisisi di sektor transportasi.

CEO obyek wisata populer Blue Lagoon, Grimur Saemundsen, mengatakan sektor pariwisata di Islandia melakukan dengan baik sehingga menjadi korban kesuksesannya sendiri. Salah satunya terkait kapasitas berlebih.

Jumlah maskapai yang terbang ke Islandia meningkat dari tujuh menjadi 25 penerbangan dalam tujuh tahun terakhir. Penyewaan mobil meningkat tiga kali lipat antara tahun 2013 dan 2015. Jumlah kamar hotel menruut Islandsbanki sekarang 2.450 kamar dan akan bertambah lagi hingga 2018.

Namun jika berkaca pada akhir tahun 1960an, pemancingan ikan berlebih di Atlantik utara menyebabkan penipisan produk pokok Islandia yakni ikan herring. Butuh puluhan tahun untuk memulihkannya. Sehingga risiko pariwisata berlebih ini tak boleh dianggap remeh.

"Saya selalu ingin datang ke sini (Islandia). Tapi tampaknya di sini semua tentang wisatawan," kata warga London yang mengeluh terlalu banyak warga asing di Reykjavik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement