REPUBLIKA.CO.ID, Ada beberapa kesalahan yang umumnya dilakukan orang tua saat memberi makan anak. Salah satunya memaksa anak makan. Nah ini ternyata bisa berdampak buruk pada anak baik jangka pendek maupun jangka panjang. Apa dampaknya?
Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani menjelaskan kesalahan dalam pemberian makan anak jika dilakukan ada akibat jangka pendek dan jangka panjangnya. Dalam jangka pendek anak akan trauma terhadap makanan tertentu. Biasanya ini dialami anak yang dicekoki makananan.
Memaksa anak makan, walaupun makanannya bagus seperti berisi sayuran dan buah, tapi kalau anak terus dipaksa makan, bisa membuatnya trauma. "Akibatnya anak semakin sulit makan sayur dan buah," jelasnya dalam Peluncuran Program Makan Sehat untuk Anak PAUD yang diselenggarakan oleh Sarihusada, di Jakarta, Jumat (2/9).
Dampak jangka pendek lainnya anak bisa berisiko obesitas. Banyak anak-anak yang makannya tidak terlalu diperhatikan. Kalau seorang anak makan sambil nonton, tidak ketahuan berapa banyak makanan yang sudah masuk ke perutnya. Dia tidak bisa mengenali seberapa lapar dia dan apakah dia sudah kenyang dan seberapa banyak makanan bisa membuat anak kenyang.
Anna mengatakan jika kebiasaan salah orang tua terus berlanjut, maka anak bisa jadi pilah-pilih makanan. Anak hanya mau makan mi instan saja, sosis saja atau nuget saja. Sehingga kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi. Dalam jangka panjang, dia menambahkan, tumbuh kembang anak bisa bermasalah. Bisa mengenai fungsi hatinya dan metabolisme tubuhnya.
"Jangka panjang bisa bermasalah besar. Kalau anak-anak tumbuh kembang tidak optimal biasanya kecerdasannya juga tidak optimal," ujarnya.
Misalnya anak mau makan dibentak atau untuk bisa makan buah dicekoki oleh makanan. Anna mengatakan hal ini bisa berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak. Misalnya, anak akan menjadi keras kepala karena terbiasa disuruh-suruh hal yang tidak dimengerti oleh anak. "Anak jadi sensitif dan bisa depsresi juga. Depresi pada anak lebih berbahaya daripada saat dewasa," ujarnya.