REPUBLIKA.CO.ID, Mona Ratuliu memang lebih beruntung dibanding ibu bekerja lainnya. Di rumahnya ada sepupu yang tinggal bersamanya. Selain itu, Mona bekerja cukup fleksibel. Jam kerjanya hampir sama dengan jam anak-anak sekolah. Jadi ketika anak-anak pulang sekolah, Mona sudah di rumah.
“Sampai di rumah barengan, jadi ketika mereka pergi saya ada di rumah, mereka balik saya juga sudah di rumah lagi,” tambahnya.
Namun Mona mengaku pernah mengalami masa anaknya lebih dekat dengan pengasuh dibanding ibunya. Ini terjadi saat anak-anak Mona belum sekolah.
“Dulu ada masanya ketika anak-anak belum sekolah, terus saya harus kerja, anak-anak juga ada pengasuh, pernah alami juga anak lebih dekat dengan pengasuhnya, lalu patah hati ya kalau anak-anak lebih dekat dengan pengasuhnya,” ujarnya,
Mona mengambil hikmahnya saja, artinya pengasuh anaknya adalah orang yang baik. Tapi bukan berarti ia tidak berusaha menjalin kedekatan dengan anak-anaknya. “Kita tidak bisa cepat-cepat patah hati, tiba-tiba anak-anak enggak mau sama kita, enggak bisa begitu. Hanya ya namanya mengasuh dan mendidik anak di perkotaan ini kan butuh bantuan orang lain, salah satu solusi terbaik daycare, karena daycare punya program-program,” tambahnya.
Mona bahkan mengaku jika zaman anaknya kecil sudah ada daycare, dia juga akan pilih daycare atau tempat penitipan anak. “Ya gitu deh kalau di rumah ngapain sih paling, main-main, gitu saja, enggak ada programnya, benar-benar pengasuh hanya melihat keamanan anak-anak kita deh biar enggak jatuh, biar dia enggak kenapa-kenapa, di rumah tidak ada programnya, ketika saya tahu ada daycare, programnya montesori segala, ada field tripnya, segala macam, memang pilihan tepat sih apalagi kalau orang tuanya dua-duanya kerja,” paparnya.