Jumat 15 Jul 2016 05:15 WIB

Menata Kota dengan Warna

Kampung Jodipan yang sebelumnya kumuh kini terlihat indah dan dijuluki 'Kampung Warni-Warni'.
Foto:
Mushala bercat dan rumah warga di Kampung Jodipan yang belum dicat.

Ketua RW 02 Kampung Jodipan S Parin menyampaikan rasa terima kasih tak terhingga kepada semua elemen yang terlibat, yaitu pihak perusahaan, mahasiswa, dan prajurit Paskhas yang menyulap wajah Kelurahan Jodipan menjadi kawasan warna-warni. Dia mengatakan, seluruh warga menyambut baik upaya mahasiswa dan perusahaan cat itu yang membuatnya wajah kampungnya berubah 180 derajat.

Dia pun berharap, warga bisa lebih menjaga lingkungan sekitar setelah nantinya proses pengecatan selesai secara keseluruhan. "Tentu warga senang dengan adanya pengecatan ini. Warga merasa kampungnya jadi lebih bersih," kata Parin.

Dia tidak memungkiri, pengecatan itu menjadi berkah bagi kampungnya. Dia mengungkap, sebelum adanya pengecatan itu, kampungnya masuk dalam daftar Pemkot Malang yang akan dibenahi. Kampung Jodipan, kata dia, dimasukkan ke dalam kawasan kumuh. Belum lagi, Kampung Jodipan berimpitan dengan Sungai Brantas sehingga perlu ditata. "Penataan itu dulu sebelum program pengecatan ini dilakukan. Tidak tahu jadi apa gak kampung ini ditata setelah kondisinya kini berubah," ucap Parin.

Parin meminta warganya untuk tanggap melihat potensi 'Kampung Warna-Warni'. Dia menyadari, kampungnya saat ini menarik perhatian banyak orang, karena setiap harinya banyak pengunjung yang datang melihat rumah-rumah warga yang dicat. Dia pun berharap Kampung Jodipan bisa dijadikan kawasan percontohkan untuk menjadi tujuan wisata lokal hingga asing. Sayangnya, ia tidak melihat upaya Pemkot Malang untuk mewadahi keinginan warga itu.

"Gagasan ini berawal dari ide mahasiswa yang ingin mengubah Jodipan, yang semula kumuh dan kotor disulap menjadi kawasan objek wisata baru dengan tampilan warna-warni," ucap Parin.

Yang terpenting, kata Parin, pandangan orang terhadap Kampung Jodipan sudah berubah. Jodipan yang dulu dikenal sebagai permukiman kumuh hanya tinggal sejarah. Warga pun, diklaimnya, memiliki kebanggaan lebih tinggal di Kampung Jodipan. Pihaknya punya keinginan agar niatan Pemkot Malang yang akan menata kampungnya, tidak melakukan penggusuran, karena terbukti menata permukiman warga bisa dengan cara menyenangkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement