Jumat 20 May 2016 19:29 WIB

Ribuan Peserta Ramaikan Jambore Sepeda Kuno Surabaya

Komunitas sepeda ontel di Stadion Bung Karno
Foto: Agung Sasongko/ROL
Komunitas sepeda ontel di Stadion Bung Karno

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ribuan peserta meramaikan jambore sepeda kuno yang digagas Komunitas Sepeda Tua Indonesia Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Surabaya. Komunitas ini mengelilingi ruas-ruas jalan di Kota Pahlawan pada 21 hingga 22 Mei 2016.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya, M Afghany Wardhana, di Surabaya, Jumat (20/5) mengatakan kegiatan positif dan rekreatif ini menjadi wadah untuk mempererat komunitas sepeda kuno di Indonesia. "Ini juga diharapkan mampu membangkitkan nasionalisme. Karena pesertanya nanti akan memakai kostum pejuang," katanya.

Afghany menjelaskan sehari sebelum iring-iringan sepeda digelar pada Ahad (22/5) pagi, terlebih dulu Dispora bersama Kosti akan menggelar acara hiburan. Selain itu, lanjut dia, juga ada lomba peserta terunik (pakaian dan sepedanya), juga lomba orisinalitas sepeda kuno. Ada juga lomba pidato Bung Tomo.  "Sabtu malam ada acara hiburan, baru Minggu pagi mulai ngontel bareng," kata dia.

Acara nggowes bareng sepeda kuno tersebut akan mengambil start di depan Taman Mundu (Stadion Gelora 10 Nopember). Dari Taman Mundu, rutenya akan menuju Undaan, berlanjut ke JMP, lalu Kya-Kya lurus ke Kapasan-RSU Soewandhi dan finsih kembali di Taman Mundu. "Rute yang ditempuh mencapai 14 kilometer," ujarnya.

Terkait lokasi start yang berada di kawasan taman dengan peserta jambore sepeda kuno mencapai ribuan, Afghany mengaku sudah mempersiapkan segala hal. Termasuk untuk pengamanan taman.

Muharom dari Kosti mengatakan peserta jambore berasal dari berbagai kota di Indonesia. Di antaranya dari Pasuruan, Blitar, Kediri, juga beberapa kota dari luar Jawa Timur.

Beberapa peserta bahkan sudah hadir di Surabaya. Bahkan, sambung dia, peserta jambore ada yang berangkat dari kotanya dengan ngonthel sepeda kuno. Seperti 200 peserta dari Mojokerto dan 25 peserta dari Pasuruan. "Ini istimewa buat Surabaya. Biasanya mereka naik truk. Ini bagus untuk menjalin silaturahim. Juga untuk menapaktilas Surabaya sebagai kota pahlawan," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement