Rabu 18 May 2016 10:19 WIB

Sembunyi di Troli Handuk Jadi Kenangan Mantan Asisten Deddy Dores

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Indira Rezkisari
Deddy Dores.
Foto: Pandega / Republika
Deddy Dores.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan asisten Deddy Dores, Syamsul Huda, bercerita soal kenangannya bersama almarhum. Saat tinggal di Surabaya dan hendak menuju Jakarta, Deddy mengajak Syamsul untuk ikut bekerja bersamanya.

Sangat sulit bagi Syamsul menolak ajakan orang yang pada akhirnya merubah 360 derajat hidupnya di kemudian hari. Antara mengiyakan dan menolak, sangat membingungkan. Sebab momen saat itu sungguh mendadak. Syamsul belum sempat pamitan pada Bapak dan Ibu Jun, yang selama ini memberi tempat tinggal, sekaligus orang tua. Namun ternyata, Deddy sudah lebih dulu meminta izin pada mereka agar Syamsul bisa ikut bersamanya di Jakarta.

"Inilah awal baru hidupku, awal ketika pertama kali naik pesawat terbang ke Jakarta," kata Syamsul, Rabu (18/5).

Hitam putih kehidupan Deddy mulai saat itu menjadi urusan Syamsul. Dia mulai menemani Deddy rekaman di studio dari pagi hingga ketemu pagi lagi. "Dengan Mas Deddy saya mulai mengenal industri musik, di sini awal mula saya mengenal kontrak bisnis musik," kata dia. Dari kepercayaan membuat kontrak inilah akhirnya Syamsul bertemu Rummy Azis yang saat itu menjadi produser di Musica Studio."

Empat tahun lebih Syamsul menjadi pegawai sekaligus menjadi sahabat Deddy yang menurutnya sangat unik. Meski punya rumah mewah di Meruya Ilir, Jakarta Barat, namun almarhum jarang sekali menempatinya. Deddy lebih memilih tinggal di hotel Sriwijaya, di samping Mabes AD. Alasannya karena dekat dengan studio rekaman dan tentu dekat ke Bandara untuk bisa cepat ke Surabaya dan Genting Highland, Malaysia. Di Genting, Deddy sangat terkenal bahkan sudah seperti memiliki kantor sendiri di sana.

Syamsul menyebut kerumitan kasus di Surabaya yang 100 persen adalah 'rekayasa' lawan Deddy. Di situ Syamsul mulai mengenal mafia hukum di Indonesia. "Kalau punya duit dan dekat dengan oknum penegak hukum, semua bisa diatur. Kasus yang membelit, sempat menghancurkan reputasi dan harga diri. Terbukti diputusan mulai PN, PT hingga kasasi MA, Deddy dinyatakan tidak terbukti bersalah," jelas Syamsul.

Di luar kerumitan kasus hukumnya, ada hal lebih rumit lagi. Pernikahannya diam-diam tanpa setahu Dagmar, istrinya yang di Jakarta. Seperti cerita sinetron dimana Syamsul ikut main di dalamnya. Pernah suatu kali, Dagmar sidak ke hotel Sahid Surabaya. Dia ingin menangkap basah Deddy dan istri sirinya.

Untung resepsionis hotel Sahid yang sudah akrab memberi kabar lewat telepon ke kamar Deddy. Mendengar kabar itu, Deddy mengambil langkah cerdik, ke luar kamar dan kebetulan ketemu troli handuk basah yang kebetulan ada di depan kamar. Spontan Deddy sembunyi di dalam troli sampai suasana reda. Sambil menahan takut dan geli, Deddy tentu dengan tersenyum mendengar celotehan Dagmar yang marah kecewa, karena tidak mendapat buruan yang dia cari.

"Pingin muntah, sembunyi di dalam handuk-handuk basah. Tapi gimana lagi, itu satu-satunya benteng pengaman dari pada ditaboki sama Dagmar," kata Syamsul menirukan ucapan Deddy waktu itu.

"Selamat jalan guru, sahabat dan orang tua yang telah memberi kesempatan saya memperoleh pelajaran dalam banyak kehidupan. Saya tidak pernah lupa, bahwa saya jadi begini adalah buah dari didikan Mas Deddy," kata Syamsul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement