Selasa 10 May 2016 08:52 WIB

Psikolog Ajak Ortu Terapkan PRIDE Saat Main dengan Anak

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Anak bermain
Foto: flickr
Anak bermain

REPUBLIKA.CO.ID, Apakah orang tua ikut main atau menemani anak bermain? Berapa lama waktu yang kita luangkan untuk bermain dengan anak?

Permainan apa saja yang biasa dimainkan anak sehari-hari? Bagaimana komunikasi kita saat bermain dengan anak?

Pertanyaan-pertanyaan itu mungkin saja muncul di benak Anda. Bermain walaupun hanya lima menit ternyata bisa meningkatkan kelekatan orang tua dengan anak bahkan mampu membuat emosi anak lebih sehat.

Psikolog Anak, Ine Indriani, mengatakan untuk bermain yang efektif dengan anak, sebaiknya orang tua menerapkan prinsip PRIDE. Apa itu? Prinsip PRIDE, yaitu pujian, refleksi, imitasi, deskripsi dan enjoy.

Prinsip pertama pujian, yaitu memuji perilaku positif. Manfaatnya adalah meningkatkan perilaku yang diinginkan, memungkinkan anak tahu apa yang Anda suka, meningkatkan harga diri anak dan menambah kehangatan hubungan. Selain itu, bisa menjadi model perilaku sosial yang positif dan membuat kedua orang tua dan anak merasa baik.

Contoh pujian misalnya. 'ide bagus menggambar bunga ini'. Bisa juga dengan 'keren ya pilihan warnanya'. Atau 'terima kasih sudah berbagi dengan mama'. Atau 'kreatif ya bisa gambar dengan berwarna-warni'.

“Pujian yang diberikan orang tua adalah pujian yang berlabel atau ada alasannya, misalnya, ya kamu pintar ya nak sudah bisa main balok sendiri, atau wah hebat bisa bikin gambar bunga. Dalam lima menit setidaknya berikan 10 pujian,” ujar Ine.

Prinsip kedua adalah refleksi yaitu refleksi ucapan anak. Hal ini bermanfaat untuk menunjukkan Anda mendengarkan dan memahami anak. Meningkatkan kemampuan berbicara anak, meningkatkan komunikasi sosial, menenangkan anak yang cemas dan cara non-kritis mengoreksi anak.

Contoh refleksi misalnya, anak: Aku bisa sendiri. Orang tua: ya, kamu melakukan sendiri. Atau bisa juga, anak: aku menggambar bunga berwarna biru. Orang tua: kamu menggambar bunga biru. Bisa juga, anak: aku lelah. Orang tua: kamu lelah.

Prinsip ketiga, imitasi, yaitu imitasi perilaku positif atau sesuai. Manfaatnya adalah membantu anak merasa penting, mengekspresikan rasa setuju terhadap permainan anak, sebagai contoh dan meningkat perilaku yang diinginkan serta meningkatkan perilaku meniru anak terhadap apa yang Anda lakukan.

Contoh imitasi, misalnya orang tua mengatakan, 'mama juga mau pasang balok seperti kamu'. Atau,'mama juga mau aduk-aduk tehnya'. “Sebelum anak mau meniru orang tua, sebaiknya orang tua meniru anak dulu,” sarannya.

Prinsip keempat adalah deskripsi perilaku anak yang sesuai. Manfaatnya bisa meningkatkan konsentrasi dan perhatian terhadap aktivitas, menenangkan anak yang aktif, mengajarkan kosakata untuk perilaku yang diinginkan, meningkatkan kesadaran anak dan mengelola rasa ingin tahu anak. Contoh deskripsi adalah, orang tua mengatakan, 'adik menaruh kembali mainannya'. Atau 'adik memotong-motong play doughnya'.

Prinsip kelima dan terakhir adalah enjoy. Manfaatnya adalah menunjukkan minat pada anak, model emosi positif, meningkatkan minat anak dalam bermain, menciptakan kehangatan dalam hubungan serta memperkuat perilaku yang diinginkan.

Contoh bermain enjoy adalah senyum, kontak mata, merangkul anak, menggosok punggung, mengusap rambut, suara yang hangat, tertawa bersama, bertepuk tangan atau mengatakan, 'mama senang main dengan kakak'.

(baca: Ini Usia Ideal Lahirkan Anak Cerdas)

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement